Advertorial

Gali Manfaat dari Pusat Pengembangan Desain Nasional

Kompas.com - 01/12/2016, 11:38 WIB

Sebuah desain memang patut dihargai mahal, apalagi desain tersebut nantinya mampu menghasilkan ragam mahakarya berbentuk produk-produk inovatif. Meski begitu tetap saja banyak problem menghantui para desainer-desainer profesional di era kekinian. Sebut saja, dukungan pemerintah yang masih terbatas pada desain, serta tak adanya wadah untuk bagi desainer dan juga pelaku bisnis dapat bersinergi, berinovasi sekaligus menggagas ide-ide revolusioner di dunia desain.

Beruntung, Indonesian Design Development Centre (IDDC), hadir guna menjembatani antara pemerintah, masyarakat, serta kalangan intelektual, yang memiliki fungsi sebagai wadah untuk bersinergi, berproses serta bekerja sama guna proses peningkatan mutu dan menciptakan produk berkualitas. Terobosan kali ini layak diapresiasi, selain sebagai akses dunia desain, IDDC menjadi wahana pembelajaran dan juga pendampingan pelaku usaha oleh para desainer profesional.

Ragam program pun digagas guna mendukung aktivitas desain, salah satunya Klinik desain. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai wadah yang mempertemukan desainer dan pelaku usaha di kantor IDDC. Klinik desain dibuka pada hari selasa, rabu dan kamis dari jam 10.00. namun sebelum datang dan bertemu langsung dengan konsultan desain, pastikan terlebih dahulu untuk berkonsultasi desain secara online ataupun melalui saluran khusus whatsapp.

Selain menyediakan konsultasi langsung dengan para desainer produk terpilih terkait desain, Klinik  Desain juga menyediakan fasilitas pembuatan prototyping dan akses informasi yang dibutuhkan guna proses desain. Hal yang menarik lainnya ialah Klinik Desain melayani keahlian di bidang desain produk, proses desain, hak desain dan pengembangan usaha. Keren kan?

-

Adapula Program Pendampingan Desainer atau Designer Dispatch Service (DDS) yang memiliki tujuan mempertemukan langsung desainer dengan pelaku usaha untuk dapat berkolaborasi dalam hal penciptaan suatu produk dengan desain yang baik, kreatif sekaligus inovatif. 

Program ini telah dimulai sejak tahun 2012 atas bantuan JICA, dengan pilot project di Cirebon yang melibatkan 2 desainer dan 3 pelaku usaha di bidang rotan. Pada tahun 2013, DDS semakin meningkat peformanya dengan melibatkan 6 desainer dan 6 pelaku usaha di Sukoharjo untuk produk rotan dan bambu. Hingga sekarang (tahun 2016), telah dilaksanakan di 11 lokasi yang melibatkan 22 pelaku usaha serta 11 desainer terpilih.

Program DDS berfokus pada produk homedecor, furniture dan handicraft yang saat ini telah menyentuh kota besar di Indonesia mulai dari Palangkaraya, Bogor, Solo, Purwakarta, Jambi, Medan, Cilacap, Yogyakarta, Surabaya, Sawahlunto hingga timur Indonesia, NTT.

Karena fasilitasnya sudah ada, tak ada salahnya untuk memanfaatkan IDDC secara optimal. Apalagi mengingat dukungan pemerintah saat ini yang mengarah ke level maksimal dalam mendukung desainer-desainer profesional. Oleh karena itu, jangan sungkan mengunjungi IDDC, Info lebih lengkap silahkan akses website IDDC di http://iddc.kemendag.go.id. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com