Advertorial

Tanaman Kopi, dari Peningkatan Nilai Ekonomi hingga Pencegah Banjir bagi Jawa Barat

Kompas.com - 28/12/2016, 09:24 WIB

Untuk meningkatkan pendapatan para petani di Jawa Barat, menanam kopi di tanah miring bisa menjadi cara yang tepat. Selain itu, dengan menanam kopi, Jawa barat bisa memiliki nilai ekonomi dan manfaat konservasi penghijauan untuk kawasan lahannya.

"Ini bisa jadi trigger kesejahteraan para petani kita. Yang kedua, bisa jadi konservasi. Kita dorong masyarakat yang biasanya pada tanah miring tanam tanaman semusim, sekarang kita dorong supaya yang ditanam itu tanaman koservasi. Satu diantara jenis tanaman konservasi yaitu tanaman kopi," ujar Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan (Aher) saat menyerahkan bantuan benih kopi kepada 130 kelompok tani dari 11 kabupaten di Jawa Barat, pada Senin (27/12/2016).

Aher menyerahkan benih-benih kopi yang telah disertifikasi terlebih dahulu pada tanggal 22 Desember 2016 kemarin, kepada Bupati atau Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten penerima di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

Sebanyak dua juta benih kopi dibagikan Pemprov Jabar melalui Dinas Perkebunan di akhir tahun ini. Kabupaten Bandung menerima 457.750 benih, Bandung Barat sebanyak 183.500 benih, Garut sebanyak 349.900 benih, Tasikmalaya sebanyak 112.500 benih, Ciamis sebanyak 52.000 benih , Majalengka sebanyak 111.250 benih, Sumedang sebanyak 428.100 benih, Subang  12.000 benih, Cianjur 113.500 benih, Sukabumi sebanyak 84.800 benih, dan Kabupaten Bogor 94.700 benih.

Aher menambahkan, ke depan harus dilakukan pula pengembangan untuk jenis tanaman kopi ini. Contohnya adalah tanaman kopi yang dipadukan dengan pemeliharaan tawon.

"Belum ada kan madu kopi, padahal kopi kita panen dua kali setahun. Ini akan sangat bagus kalau kemudian kopi dipadukan dengan pemeliharaan Tawon untuk produksi madu," ujar Aher.

Sebelumnya, pada tahun 2014, Pemprov Jabar juga telah menyerahkan satu juta benih kopi kepada kelompok tani di enam kabupaten. Pada tahun 2015, penyerahan dua juta benih kopi juga dilakukan oleh Pemprov jabar kepada 65 kelompok tani di 11 kabupaten.

Pada tahun ini pun ada peningkatan jumlah kelompok penerima hingga 100 persen. Di tahun 2017, Pemprov Jabar menargetkan lima juta benih kopi dapat dibagikan, sehingga total dari 2014-2017 ada 10 juta benih kopi.

Kopi yang dibagikan pada tahun ini merupakan jenis kopi unggul Arabika dengan dua jenis varietas. Pertama, benih kopi varietas Sigara Lembang yang bisa ditanam di atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (dpl). Kedua, varietas Lini S795 yaitu jenis tanaman kopi diperuntukan ditanam di ketinggian 700 - 1.200 meter dpl.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jabat Arief Santosa yang menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini dapat meningkatkan produktivitas, mutu hasil tanam, serta daya saing produknya.

Tak hanya menanam saja, tetapi harus didukung pula oleh teknik budidaya yang baik melalui pemberian sarana produksi yang tepat sesuai dengan penerapan sistem manajemen usaha tani yang baik pula.

Dengan adanya penambahan 2 juta benih pohon ini, maka diperkirakan luas lahan tanaman kopi di Jawa Barat seluas 37.265 hektar. Sedangkan potensi lahan yang cocok untuk tanaman kopi di Jawa Barat bisa mencapai 50.000 atau maksimal 200.000 hektar.

Untuk mendukung  pencapaian potensi luas lahan tersebut, pemerintah pusar akan menganggarkan Rp 280 miliar untuk konservasi kawasan hulu sungai Citarum dan sungai Cimanuk.

"Pemerintah Pusat memiliki program untuk konservasi kawasan Citarum dan Cimanuk. Sepanjang pengetahuan saya ada Rp 280 Miliar dana yang disediakan oleh APBN tahun 2017 untuk konservasi kawaan tersebut," ungkap Aher usai acara.

Aher pun mengungkapkan supaya masyarakat dan pemerintah dapat memanfaatkan dengan baik APBN tersebut, “Mudah-mudahan pada saat kita ingin menghijaukan kembali, mengkonservasi kembali kawasan Citarum hulu dan Cimanuk hulu, secara konservasi. Dan pada saat yang sama ada nilai ekonomi, yaitu tanaman kopi," tambahnya.

Tanaman kopi bisa memberikan manfaat untuk kawasan konservasi. Kopi bisa ditanam disela-sela tanaman konservasi yang biasanya merupakan tanaman tegakan.

Selain dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat Jabar, tanaman kopi dapat menjadi cara pelestarian hutan, peresapan air yang bagus, dan banjir berkurang. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com