Advertorial

Begini Serunya Kompetisi Lari Rintangan Counterpain Mud Warrior 2017

Kompas.com - 20/02/2017, 09:23 WIB

Langit pagi yang mendung disertai gerimis ringan membuat kawasan Taman Budaya Sentul, Bogor, nampak basah dan berlumpur. Namun, situasi itu tidak mematahkan semangat ratusan peserta Counterpain Mud Warrior 2017 yang berlangsung pada Minggu (18/2/2017).

Para peserta yang datang berasal dari berbagai kalangan mulai dari pasangan, keluarga, pelari amatir, pelari profesional, hingga komunitas lari. Sebelum kompetisi bertema “No Pain, No Gain” ini dimulai, para peserta tidak lupa melakukan peregangan agar terhindar dari kram atau cedera ringan saat berlari menghadapi rintangan.

Kompetisi lari 10K yang diperuntukkan bagi para pelari profesional dimulai sekitar pukul 06.00 WIB dan terbagi menjadi tiga gelombang. Mereka terdiri dari para individu yang saling berkompetisi satu sama lain untuk menunjukkan seberapa jauh keunggulan fisik dan mental mereka dalam menghadapi 30 rintangan alami dan buatan. Peluh keringat terlihat membasahi baju dan sekujur tubuh para peserta saat lomba berlangsung.

Setelah itu, pihak penyelenggara melakukan pelepasan peserta kategori umum (open class) 5K yang terdiri dari beberapa gelombang. Ketika panitia meneriakkan aba-aba, para partisipan yang berasal dari komunitas lari, keluarga, hingga pasangan ini tampak sumringah. Bahkan, ada beberapa di antara mereka yang meneriakkan yel-yel.

Berbagai kejadian lucu pun turut mewarnai jalannya perlombaan kategori ini, ada yang asyik berjalan sambil ber-selfie ria dan berlari sambil berteriak ala prajurit suku Indian. Sejumlah peserta yang terpeleset saat berlari di lumpur pun kerap mengundang gelak tawa para pengunjung yang hadir untuk menonton dan memberi dukungan.

KOMPAS.COM/Dylan Aprialdo Rachman Momen pelepasan peserta kategori open class 5K pada acara Counterpain Mud Warrior 2017 yang berlangsung di Taman Budaya Sentul, Bogor, Minggu (18/2/2017).

Melalui kategori open class 5K, peserta dituntut untuk tidak bersikap individualis, melainkan saling bahu-membahu dalam melewati 15 rintangan yang ada hingga mencapai garis akhir.  Tujuannya lebih difokuskan untuk bersenang-senang, meningkatkan rasa kebersamaan, dan menggalang kekompakan serta kerja sama tim.

"Obstacles ini adalah cara untuk melatih kita dalam menghadapi rintangan. Kombinasi lari dan rintangan menjadi satu kesatuan kami kemas agar menjadi lebih fun sekaligus multifunction bagi peserta, olahraga yang berbeda dari pada umumnya sekaligus menjalin rasa solidaritas," ujar Director Marketing Sports Hangout Indonesia Wilson Hidayat di sela-sela acara.

Di antara kerumunan peserta, ada pasangan suami istri dari kalangan selebriti, yaitu Ganindra Bimo dan Andrea Dian, yang ikut serta melewati berbagai rintangan seperti the great wall, monkey bar, hingga rintangan akhir bernama warrior climb. Meskipun sempat gagal beberapa kali, keduanya tidak putus asa untuk melanjutkan perlombaan. Pasangan sekaligusduta merek Counterpain Mud Warrior 2017 tersebut mengaku senang bisa mengikuti ajang lari rintangan ini.

KOMPAS.COM/Dylan Aprialdo Rachman Pasangan suami istri selebriti selebriti Ganindra Bimo dan Andrea Dian saat berpartisipasi dalam acara Counterpain Mud Warrior 2017 yang berlangsung di Taman Budaya Sentul, Bogor, Minggu (18/2/2017).

"Wah gila sih, acara larinya menurut gue inovatif banget, karena selama ini kita kalo lari di jogging track biasa kan atau pakai treadmill. Di sini kita bisa lihat side story, sisi lain dari para peserta. Kita bisa liat kegilaan mereka dalam ikut lomba ini," ujar Ganindra.

Menurut Ganindra, salah satu kelebihan kompetisi lari ini adalah tujuannya dalam menguji solidaritas dan kepedulian peserta yang satu dengan yang lain. Selain itu, bagi Ganindra, kompetisi lari ini mampu melatih kemampuan otak dan ketangkasan fisik.

Sama halnya dengan Ganindra, Andrea pun merasa senang mengikuti Counterpain Mud Warrior 2017. Sebab, ini merupakan pertama kalinya ia menjajal kompetisi lari rintangan.

"Belum pernah yang namanya lari kayak 5K atau 10K apalagi kayak gini, ini baru pertama kali aku mencoba tantangan kayak gini, mencoba melewati obstacle yang ada. Jadi, ini keseruan yang luar biasa buat aku, setiap tantangan punya challenge sendiri," katanya.

Keduanya mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk mengikuti ajang ini. Dalam keseharian, pasangan yang memiliki gaya hidup aktif tersebut selalu berolahraga secara rutin.

"Ya, kita udah terbiasa hampir setiap hari rutin olahraga, sudah menjadi habit. Jadi, sekalipun ada event dadakan kayak gini,kita telah mempersiapkan diri dengan baik," tutur Ganindra.

Menurut Luli Berliana selaku Brand Manager Counterpain, pihaknya mendukung kegiatan positif bagi anak muda Indonesia yang mempunyai semangat untuk terus berjuang tanpa putus asa.  Ditambah lagi, ajang ini sejalan dengan brand message Counterpain, yaitu no pain no gain. Pesan itu sesuai dengan apa yang dirasakan para peserta saat berjuang menembus batas kemampuan.

Selain itu, Luli menyebutkan bahwa Counterpain juga menyediakan Counterpain Recovery Lounge bagi para peserta yang telah menyelesaikan kompetisi. Mereka bisa berkonsultasi bahkan dipijat oleh fisioterapis menggunakan Counterpain Cool yang membantu membuat otot rileks atau Counterpain Cream untuk peserta yang mengalami cedera otot.

“Cedera atau terkilir tidak membuat mereka berhenti tetapi justru semakin semangat untuk bisa taklukkan tantangan. Semoga rasa sakit dan cedera yang mereka rasakan akan terbayar dengan menikmati event ini. Stretch your limit and no pain, no gain," ujar Luli. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com