kabar mpr

Ketua MPR Nilai Konflik di Media Sosial Alihkan Fokus Masyarakat dari Pancasila

Kompas.com - 04/03/2017, 19:20 WIB

SURABAYA, KOMPAS.COM - Berbagai bentuk konflik yang mencuat di beragam jenis media sosial belakangan ini dianggap menguras emosi dan fokus masyarakat dari nilai-nilai Pancasila. Hal itulah yang bisa membuat bangsa Indonesia sewaktu-waktu menjadi rentan terhadap ancaman rusaknya rasa persatuan dari dalam.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan pada acara Pemantapan Wawasan Kebangsaan yang mengangkat tema "Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Sebagai Bingkai Perekat dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Surabaya, Jumat (3/3/2017) lalu.

"(Nilai-nilai) Pancasilanya teralih ke dunia maya, medsos yang penuh caci maki membuat bangsa ini gaduh. Emosi bangsa kita terkuras sehingga lupa berkaca kembali ke nilai-nilai Pancasila," ujar Zulkifli.

Dalam kesempatan yang sama, mantan Menteri Kehutanan itu mengingatkan bahwa nilai-nilai Pancasila yang melemah juga disebabkan oleh minimnya upaya sosialisasi Pancasila terhadap masyarakat, khususnya generasi muda yang dianggap terlena dengan keberadaan dunia maya.

"Nilai Pancasila kita mulai melemah. Lalu, ada di mana Pancasila kita? 19 tahun sudah kita mengalami reformasi, kita pun juga sudah diakui oleh bangsa lain. Pancasila padahal sudah menjadi landasan yang kokoh bagi negara ini," jelas Zulkifli.

Ia juga mengharapkan bahwa negara perlu memperkuat kembali wawasan kebangsaan menyangkut empat pilar kebangsaan, yang terdiri dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI. Namun, upaya tersebut perlu dilaksanakan melalui berbagai elemen, mulai dari Presiden, MPR, DPR, TNI, Polri hingga lembaga pendidikan, seperti sekolah.

Penguatan itu dilakukan demi mempertahankan nilai-nilai keindonesiaan. Ia pun menegaskan bahwa Pancasila memiliki keunikan tersendiri sebagai sebuah ideologi dikarenakan fleksibilitasnya yang bisa dimanfaatkan dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang selalu berubah seiring perkembangan zaman.

"Pancasila itu menawarkan nilai khas seperti selalu berpegang kepada nilai agama, nilai kasih sayang, gotong royong. Memanusiakan manusia secara adil dan beradab," pungkasnya.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun dianggap perlu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia. Menurut Zulkifli, nilai kebhinnekaan menjadi pedoman bagi rakyat Indonesia dalam menyikapi perbedaan berlandaskan prinsip kesatuan dan persatuan. (DAR)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com