kabar mpr

Ketua MPR Harapkan Generasi Muda Siap dengan Persaingan Global

Kompas.com - 24/03/2017, 10:16 WIB

KOMPAS.COM - Persaingan global yang semakin kuat, termasuk diberlakukannya kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut generasi muda Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi sengitnya persaingan. Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Kamis (23/3).

"Sekarang kita masuk ke fase persaingan bebas, oleh karena itu siapkanlah diri kalian sebaik-baiknya. Kalau tidak, seperti yang dikatakan Bung Karno, kita akan menjadi kuli di negeri sendiri," ujarnya.

Menurut Mantan Menteri Kehutanan era Presiden SBY itu, persaingan bebas sudah tidak bisa dihindari. Ia berharap generasi muda Indonesia yang sedang dan telah menempuh pendidikan tinggi bisa bertanggung jawab menggunakan keilmuannya untuk berkontribusi terhadap bangsa Indonesia.

"Tidak banyak yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Pergunakanlah kesempatan yang ada. Berkontribusi untuk Indonesia, dukunglah pemberdayaan masyarakat," jelas Zulkifli.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengungkapkan, selain kekuatan ilmu pengetahuan, kemajuan sebuah bangsa juga ditentukan dengan kemampuan generasi muda sebagai bagian dari rakyat untuk berpegang pada nilai-nilai luhur.

"Kita beruntung punya Pancasila yang mengusung semangat gotong royong, kasih sayang, kekeluargaan. Sebagai nilai-nilai luhur Pancasila bisa menjadi pedoman yang dinamis dalam menghadapi segala persoalan" ujarnya.

Selain melakukan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di UIN Sumatera Utara, Zulkifli juga melakukan serangkaian kegiatan yang sama di Universitas Sumatera Utara. Bagi Mantan Menteri Kehutanan itu, sejarah Republik Indonesia juga berhasil terbentuk oleh peran mahasiswa.

"Mahasiswa merupakan agen perubahan, sehingga lewat sosialisasi seperti ini mereka perlu didorong untuk berkembang berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan keindonesiaan," tutupnya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com