Advertorial

Eksan Subagio, Sukses Berawal dari Sales (Bagian 2)

Kompas.com - 26/03/2017, 20:00 WIB

Kerja keras Eksan, pengusaha bahan bangunan di Banjarmasin telah membuahkan hasil. Kini telah banyak  toko yang menjadi mitranya. Bahkan, jumlah karyawannya juga terus bertambah.

Eksan telah mempekerjakan 175 karyawan. Bahkan, ia juga mempekerjakan supervisor yang dulunya adalah kernet dan sopir di perusahaannya.

Eksan tak pernah mementingkan pendidikan karyawannya. Ia lebih memilih orang-orang yang mau bekerja keras, bertanggung jawab, dan jujur walau memiliki pendidikan minim.

Bahkan, kepala gudangnya hanya lulusan SD. Namun, ia bisa menguasai 700 item produk dengan berbagai jenisnya berkat ketelatenan Eksan mengajari karyawan-karyawannya. Seorang kepala gudang juga harus tahu kelebihan berbagai produk yang dijual.

Mengetahui kualitas produk yang dijual adalah hal yang penting. Hal ini agar tidak terjadi banyak retur.

"Barang yang saya jual bisanya saya pecahin dulu untuk paham kualitasnya. Saya juga menimbang beratnya. Hal ini juga saya ajarkan ke toko-toko bahan bangunan yang menjadi mitra," kata dia.  

Menurut Eksan, untuk menjaga kejujuran karyawannya, ia pun membuat sistem infrastruktur yang terbaik. Ia mengungkapkan banyak orang menderita kerugian karena infrastruktur di gudang tidak memadai.

"Jangan pernah memberikan surat jalan ke anak buah. Surat jalan itu tetap ada di kami agar barang tidak dicuri oleh karyawan," tegas Eksan.

Tak hanya itu, Eksan juga order yang diperoleh sales harus dilaporkan ke kantor dan tidak berhubungan langsung dengan pihak gudang. Setelah order ke kantor, barulah pihak kantor yang menghubungi gudang untuk mempersiapkan barang yang akan diantar sesuai dengan jumlah dan jenis produknya.

Eksan juga sering melakukan rapat dengan karyawannya agar mengetahui masalah yang dihadapi di lapangan. Karena, seorang pemimpin harus tahu kesulitan dan permasalahan agar bisa memberikan solusi.

Selain karyawan, Eksan juga sering membantu mengatasi persoalan yang dihadapi oleh toko. "Asal bukan karena nikah lagi dan judi, saya mau bantu toko-toko yang menjadi mitra saya," ungkap dia.  

Bangun Pabrik    

Kini, Eksan telah dikaruniai harta yang berlimpah. Penggemar makanan Indonesia ini bahkan telah memproduksi beberapa bahan bangunan sendiri, tak lagi membeli dari Surabaya.

Eksan telah membangun pabrik pipa dan tandon air. Eksan juga sedang mendirikan pabrik plastik dan baja di Surabaya.

"Dalam waktu delapan hingga satu tahun, pabrik pipa dan tandon air ini bisa membalikkan modal yang dikeluarkan," ucapnya. Diversifikasi bisnis yang dilakukan Eksan ini selalu didasarkan pada hitungan omzet-nya bukan cost. Dengan begitu, ia akan semangat dalam berinvestasi.

Mesin-mesin yang mengisi pabriknya ini didatangkan dari Tiongkok. Namun, sebelum berproduksi Eksan mempelajari karakteristik mesinnya.

Lalu, ia modifikasi dan perbaiki agar menghasilkan produk yang lebih banyak. Tak hanya itu, modifikasi ini dilakukan agar mesinnya tak gampang rusak.

Bahkan, ada beberapa mesin untuk pabrik yang dirakitnya sendiri. "Ada mesin dari Tiongkok yang saya modifikasi. Awalnya mesin itu hanya bisa produksi 900 kg sehari. Setelah saya modifikasi bisa memproduksi hingga lima ton," katanya.

Keahlian Eksan di bidang mesin ini ia peroleh saat masih berusia muda. Sejak Sekolah Dasar, Eksan diharuskan bekerja di bengkel bubut hanya sekedar untuk bisa makan. Maklum, ayah Eksan telah sakit-sakitan dan meninggal dunia saat ia masih kecil.

Menurut Eksan, kesuksesannya ini juga tidak lepas dari peran perbankan. Ia mengaku telah mengenal PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sejak 15 tahun lalu. Ia dibantu oleh Kredit Modal Kerja dari BCA.

"Pelayanannya cukup baik. Namun, saat ini saya tidak lagi pernah datang ke BCA karena semua telah ditangani karyawan," tutup Eksan. (Adv) 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com