Advertorial

Ignatius Sudarmono, Meriahkan Pariwisata Magelang (Bagian 2)

Kompas.com - 28/03/2017, 23:24 WIB

Sudarmono, pengusaha hotel asal Magelang mengamini bahwa bisnis pariwisata memiliki masa depan yang cerah. Karena itu, ia pun mengembangkan jaringan bisnis perhotelan di wilayah lainnya. Mendapat berkah dari ramainya tingkat okupasi Hotel Puri Asri Magelang pada 1998-2000, Sudarmono dapat mengembangkan jaringan hotel baru. Tahun 2000, Ia mendirikan The Victoria Hotel di Yogyakarta yang merupakan hasil kongsi dengan teman.

Selang satu tahun, Sudarmono membangun The Arwana Hotel dan Grand Pangandaran di Pangandaran, Jawa Barat. “Saya bersama beberapa teman-teman sedang mengembangkan dan membuka lahan baru di tempat wisata Pangandaran yang menyatu dengan lokasi wisata Grand Pangandaran. Area tersebut kami kembangkan untuk perhotelan, pervilaan, rekreasi, golf, pertokoan, wisata kuliner, danau, persawahan, restoran serta parkir bus / mobil yang luas,” katanya. Pengembangan usaha Sudarmono di daerah Pangandaran ini Ia percayakan kepada anak laki-lakinya, Timotius Sudarmono.

Dalam mengembangkan usahanya di Pangandaran, Sudarmono menonjolkan konsep hijau, dimana Ia menampilkan banyak pepohonan dan rumput yang luas. “Konsep ini sangat jarang sekali dikembangkan oleh para pelaku pariwisata,” katanya.

Kemudian secara bertahap, Sudarmono pun mendirikan hotel lain di Magelang dan di Kaliurang, Yogyakarta. Kini, Ia telah memiliki lima hotel mulai dari hotel boutique sampai dengan hotel bintang lima. Ia memanfaatkan hobinya traveling ke berbagai negara untuk belajar mengenai perhotelan dan pariwisata.

Bantu pemerintah wujudkan 10 destinasi wisata baru

Saat ini, Sudarmono mengaku tengah fokus pada pengembangan bisnis hotel di Pangandaran, selain Magelang dan Yogyakarta. Langkah ini dilakukan Sudarmono karena ingin membantu menghidupkan kembali pariwisata Pangandaran setelah dilanda bencana tsunami. Menurut Sudarmono, saat ini geliat wisata Pangandaran terus meningkat. Ini terlihat dari tingkat okupasi wisata Pangandaran yang terus meningkat sampai dengan tiga kali lipat pasca tsunami.

“Pembenahan sarana dan prasarana pariwisata patut dibenahi untuk menyambut peningkatan kunjungan wisatawan ini. Karena itu, saya mengembangkan hotel di Pangandaran,” kata Sudarmono. Ia mengaku, membangun bisnis hotel diberbagai daerah selain karena ingin berkarya, juga sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Dengan membuka bisnis, menurut Sudarmono, maka ia juga turut berperan dalam memajukan wilayah tersebut. Sebab, dengan adanya bisnis, maka terjadi serapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pajak daerah, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Dengan begitu, kata Sudarmono, masyarakat dan kota tersebut menjadi lebih sejahtera.

Sudarmono pun tetap memoles bisnis hotelnya di Magelang dan Yogyakarta. Ini karena, Candi Borobudur juga termasuk salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas dalam rangka mewujudkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2019 nanti. Setelah wisatawan menikmati keindahan, keanggunan dan kemegahan Candi Borobudur, diharapkan dapat menghabiskan beberapa malam untuk mengunjungi Magelang dan Yogyakarta.

“Kuliner Magelang tentu bisa dijual ke wisatawan, termasuk kawasan pecinan yang akan diperbaiki sehingga dapat menarik minat wisatawan. Dengan ini, diharapkan jumlah kedatangan wisatawan yang sebanyak 2 juta bisa meningkat menjadi 6 juta kunjungan dan 50 persen dari angka tersebut diharapkan bisa diserap oleh Magelang,” jelas Sudarmono.

Karena kecintaannya dengan Magelang ini, maka Sudarmono ingin menjadikan kota ini sebagai salah satu daya tarik wisata. Dengan demikian, kedatangan wisatawan ke Magelang akan semakin banyak, dan investor yang ingin berinvestasi juga semakin meningkat. Imbasnya, tersedia lapangan pekerjaan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. “

Wariskan Bisnis Ke Generasi Kedua

Sudarmono telah mempercayakan kelangsungan bisnis hotel yang dimilikinya kepada anak-anaknya. Beruntung kedua anak Sudarmono dapat meneruskan usaha tersebut. Anak perempuan Sudarmono, Fransiska Sudarmono pun telah dipercaya sejak tahun 2012 untuk mengelola bisnis Hotel Puri Asri. Siska, begitu Fransiska biasa disapa memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni dalam meneruskan tongkat estafet bisnis hotel. Sebelumnya, Siska menamatkan pendidikan perhotelan di Swiss. Selepas tamat kuliah, perempuan cantik ini bahkan pernah berkarya di salah satu hotel di Inggris.

Tahun 2003, Sudarmono meminta sang putri kembali ke Tanah Air guna membantu mengembangkan jaringan bisnis hotel yang dirintisnya. Di tahun itu, Sisca mulai bergabung dengan manajemen Hotel Puri Asri sebagai karyawan biasa dan bertahan hingga saat ini. Bisnis Sudarmono lainnya yaitu usaha kontraktor yang diwariskan dari sang Ayah juga sudah mulai diwariskan kepada putranya. Anak lelaki Sudarmono itu memilih jalur pendidikan yang disenangi yaitu teknik sipil, dan dapat meneruskan usaha konstraktor.

Karena sudah bisa mempercayakan kelangsungan bisnis kepada anak-anaknya dan ratusan karyawan lainnya, 80 persen waktu Sudarmono saat ini dibaktikan untuk masyarakat sekitar seperti mengurus rumah ibadah, di antaranya merenovasi gereja dan masjid. “Waktu saya saat ini lebih banyak untuk Tuhan dan lingkungan sekitar. Karena pesan dari orang tua saya adalah hidup jangan berfoya-foya, jangan lupakan keluargamu, jangan lupakan lingkunganmu, jangan lupakan tetanggamu, jangan lupakan karyawanmu, dan jangan lupa pada negaramu. Karena itu, saya mencoba menjalankan pesan kedua orang tua saya,” ucap Sudarmono.

Sudarmono menambahkan, “Saya selalu memegang prinsip bahwa hidup ini harus selalu berkarya. Nomor satu dalam hidup itu untuk Tuhan, baru kemudian keluarga, teman-teman tanpa membeda-bedakan, baru kemudian ke materi.”

Mengenal BCA

Seiring dengan perkembangan bisnis yang dimiliki Sudarmono, seirama pula perkenalannya dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Tak lama setelah memulai usaha perhotelan tepatnya tahun 1990, Sudarmono menjadi nasabah BCA, mulai dari nasabah reguler yang kemudian meningkat menjadi nasabah BCA Prioritas. Menurut Sudarmono, banyak keuntungan yang didapat dengan menjadi nasabah BCA.

Salah satunya adalah dalam bisnis, rekan bisnis kerap menilai jasa perbankan yang digunakan. “Dengan menggunakan jasa layanan BCA, pamor bisnis bisa naik, karena rekan usaha menjadi percaya. BCA salah satu bank swasta terpercaya,” ungkap Sudarmono.

Keuntungan lain, adalah jika terjadi kesulitan dalam bisnis seperti kredit ataupun simpanan deposito, ia mendapat banyak kemudahan dan penanganan yang cepat. Karena itu, Sudarmono pun mengaku menggunakan hampir seluruh layanan perbankan yang ditawarkan BCA seperti internet banking sampai dengan pinjaman. “BCA sangat membantu. Pertahankan layanan yang baik yang selama ini telah dilakukan,” ucap Sudarmono sumringah. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com