Advertorial

Ini Penyebab Kurangnya Minat Baca Orang Indonesia

Kompas.com - 03/04/2017, 08:50 WIB

Dalam urusan minat baca, masyarakat Indonesia sudah lama dikenal memiliki nilai yang sangat rendah untuk hal ini. Bahkan berdasarkan hasil studi Most Literate Nation in the World (MLNW) pada tahun lalu, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.

Mengapa demikian? Menurut dosen sosiologi Universitas Indonesia Lucia Ratih Kusumadewi, hal ini bisa dilihat dari sejarah masyarakat nusantara.

“Kita punya karakteristik khas, lebih komunal dan punya budaya lisan. Dulu, sansekerta saja hanya dipelajari orang-orang tertentu saja, seperti raja,” ungkap Lucia di ajang Kafe BCA V di Menara BCA baru-baru ini.

Hal tersebut yang membuat proses menanamkan minat baca menjadi sulit. Meski demikian, lanjut Lucia, upaya harus terus dijalankan. Misalnya dengan melakukan pembenahan cara pembelajaran.

Sayangnya, selama ini proses pendidikan anak dilakukan satu arah sehingga membuat anak sulit melakukan eksplorasi pendidikan.

“Seperti celengan saja, anak terus diberi ilmu. Tentu hasilnya sudah ketahuan, akan seperti yang diinginkan. Mengajar tidak bisa seperti itu. Harus dua arah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Harus ada diskusi antara terdidik dan pendidik,” paparnya.

Dari sini, pendidik bisa mendampingi anak-anak didiknya untuk mengemukaan pertanyaan-pertanyaan menantang dari bacaan yang ia baca.

“Hal semacam ini akan membuat mereka mampu menjadi lebih kritis. Anak-anak jadi bisa berkreasi dan menciptakan sesuatu dari pengetahuannya,” jelas Lucia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com