Advertorial

Tertarik dengan Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap? (Bagian 2)

Kompas.com - 03/04/2017, 17:23 WIB

Menurut Beben, Pidato Presiden AS Donald Trump di awal tahun ini yang sempat menekan pasar keuangan dalam negeri menjadi penyebab pelambatan tersebut. BI pun sampai mengambil langkah konservatif dengan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen.

Diproyeksikan imbal hasil reksa dana pendapatan tetap sepanjang 2017 akan mencapai 4-6 persen, lebih rendah dari pencapaian 2016 yang tercatat 8,02 persen. Tantangan bersumber dari valuasi rupiah dan laju inflasi domestik.

Maklum, rupiah diperkirakan mulai volatil saat spekulasi rencana The Fed berhembus kencang. Inflasi Indonesia juga mulai merangkak naik ke level 3,83 persen (YoY) per Februari 2017 meski masih berada dalam batasan 4±1 persen.

Masih menarik

Masih ada katalis positif yang mampu menyokong seperti membaiknya perekonomian dalam negeri serta peluang kenaikan peringkat Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's menjadi investment grade pada Mei 2017.

Edbert memprediksi, sepanjang 2017 rata-rata imbal hasil reksa dana pendapatan tetap dengan aset dasar surat berharga negara (SBN) akan berkisar 9-12 persen. Katalis positifnya masih akan berasal dari tingginya minat investor IKNB dalam mengakumulasi instrumen berbasis SBN.

Tujuannya, untuk memenuhi syarat minimum investasi obligasi pemerintah dari OJK. “Bagi investor yang kena pajak, reksa dana masih jadi alternatif menarik. Karena ada diskon pajak menjadi 5 persen atas bunga dan capital gain,” jelasnya.

Meski demikian, prediksi imbal hasil tersebut mengecil ketimbang realisasi tahun lalu. Maklum, ada dua tantangan yang membalut pasar obligasi Indonesia tahun ini. Pertama, rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed sebanyak tiga kali tahun ini.

Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed di pertengahan Maret 2017 memang membesar pasca data inflasi AS yang sudah melebihi target 2 persen. Rencana kebijakan dan anggaran belanja Trump juga memperkuat laju inflasi.

Kedua, potensi kenaikan suku bunga BI sebagai respons atas kebijakan The Fed. “Bisa berdampak pada keluarnya dana asing dan potensi suku bunga yang harus ikut naik,” pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com