Advertorial

Serunya Belajar Sejarah Perbankan Memanfaatkan Teknologi Canggih

Kompas.com - 10/04/2017, 17:05 WIB

Museum identik dengan barang-barang atau artefak kuno yang memiliki nilai sejarah dan menyimpan kisah masa lalu. Banyak orang pada umumnya menganggap museum, karena banyak menyimpan benda kuno dan cerita sejarah, membosankan. Namun, berbeda dengan museum bernama Galeri BCA.

Di bangunan serupa museum ini pengunjung akan disuguhkan catatan sejarah aktivitas perbankan di salah satu bank swasta tertua di Indonesia tersebut dari dulu hingga sekarang. Selain itu juga teknologi perbankan yang dikembangkannya dari masa ke masa. Tidak membosankan karena semua dapat dijelajahi secara interaktif menggunakan teknologi canggih.

“Bila museum pada umumnya terkesan membosankan, kami ingin membuatnya tidak membosankan. Karenanya kami gunakan teknologi,” ujar Lena Setiawati, Kepala Divisi Pembelajaran dan Pengembangan BCA.

Pengunjung yang memiliki ponsel Android dapat memanfaatkan aplikasi Audio Guide yang dapat diperoleh di Google Playstore. Pindai QR Code di setiap area beberapa area galeri atau benda bersejarah yang dipajang untuk mendengarkan penjelasan lisan. Anda jadi seperti menjelajahi Galeri BCA ditemani pemandu.

Selain Audio Guide masih ada lagi teknologi canggih yang dapat membuat penjelajahan di Galeri BCA lebih seru yaitu virtual bike simulator. Menggunakan teknologi ini, Anda dapat merasakan sendiri pengalaman bersepeda di area sekitar BCA Asemka di masa lalu.

Ada beberapa titik awal bersepeda yang bisa dipilih yaitu Museum Kebaharian Jakarta, Museum Fatahillah, dan Glodok.

Pengunjung juga dapat mengintip bagaimana kondisi di dalam kantor pendiri BCA, Liem Sioe Liong sambil bermain game seru. Pada area pamer ini pengunjung ditantang untuk mencari perbedaan kantor Lim Sioe Liong yang asli dengan kantor yang sudah disisipkan barang-barang yang sebenarnya tidak ada di kantor aslinya menggunakan sebuah tablet PC.

Beralih ke area selanjutnya, pengunjung dapat melihat sejarah BCA yang dituangkan dalam enam bagian video memanfaatkan sebuah layar geser futuristik. Geser layar untuk berpindah dari satu video ke video lainnya.

Beratnya krisis moneter 1998 yang juga mempengaruhi situasi perbankan juga dapat disaksikan secara nyata melalui sebuah area pamer berbentuk lorong yang dirancang sedemikian rupa. Lorong tersebut dilengkapi proyektor yang menampilkan gambaran sulitnya kondisi tahun tersebut dan upaya para karyawan BCA untuk bertahan.

 Jika ingin penjelasan transaksi perbankan yang mudah dipahami, ada ruangan khusus dilengkapi dengan teknologi mutakhir untuk memperolehnya. Lihat secara langsung bagaimana operasional bank dan sistem back-up bank ketika masalah terjadi di ruang video mapping. Ada juga layar LED untuk melihat berapa transaksi yang sedang terjadi di BCA secara real-time. Mulai dari transfer, pembukaan rekening, hingga transaksi lainnya.

Lena Setiawati mengatakan BCA akan fokus memperbaharui konten di dalam Galeri BCA. Selain itu juga terus mengupayakan pengumpulan artefak-artefak perbankan kuno yang pernah digunakan BCA. “Saat ini belum semua terkumpul karena memerlukan waktu lama untuk melakukan pencarian. Namun, sebagian besar bisa ditemukan, ujarnya.

Sebagai informasi Galeri BCA saat ini hanya dapat dikunjungi dengan perjanjian atau perizinan terlebih dahulu. Galeri BCA juga hanya dapat dikunjungi oleh institusi, bukan perorangan.  

(Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com