Advertorial

Ajarkan Investasi pada Anak Sejak Dini

Kompas.com - 21/04/2017, 19:00 WIB

Pernah mendengar kisah Carlos Slim Helu? Sejak usia sembilan tahun, ayah Carlos memberi uang padanya tiap akhir pekan. Di pekan depan, ia akan tanya uang itu untuk apa saja.

Jika ia membeli sesuatu lebih murah dari harga normal, ayahnya akan menegurnya. Di usia 11 tahun, Carlos yang orang Meksiko itu membeli investasi pertamanya, obligasi pemerintah.

Nilainya naik terus dari tahun ke tahun. Di usia 12 tahun, Carlos membeli saham bank besar di Meksiko. Dia tahu ke depan, saham bank ini akan naik terus. Pada usia 15 tahun, Carlos sudah menjadi salah satu pemegang saham minoritas terbesar di bank tersebut.

Dalam hal ini, Carlos sebenarnya juga meneruskan karier ayahnya, Julian Slim. Kini, ia menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Mendidik anak untuk berinvestasi itu penting. Hal tersebut dikarenakan investasi adalah karier seumur hidup tanpa pensiun.

Namun, pada usia berapakah anak bisa dikenalkan pada investasi saham? Dalam uraian analis saham Teguh Hidayat, anak bisa diperkenalkan pada investasi saham sejak usia enam tahun.

Namun, pada kenyataannya ajaran bermain saham bisa lebih mudah dipraktikkan mulai usia Sembilan tahun. Menurut Teguh, bermain saham cukup dengan matematika sederhana seperti tambah, kurang, kali dan bagi.

Metodenya dengan mengajarkan anak membeli barang berguna dan dapat digunakan lama. Metode ini merupakan konsep dasar investasi.

Bila kita mengajak anak ke pusat perbelanjaan, mereka bisa memilih banyak hal, seperti baju, makanan, dan mainan. Dengan begitu, kita bisa mengajarkan manfaat pembelian satu barang apakah bisa digunakan untuk jangka waktu pendek atau panjang.

Mengenalkan investasi pada anak bukan berarti mengesampingkan minat anak. Namun, yang paling penting adalah mengajarkan cara mengelola aset dan kapan harus membeli aset pada harga yang setara nilainya atau lebih rendah. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com