Advertorial

Generasi Milenial Susah Beli Rumah? Bagaimana Daya Belinya?

Kompas.com - 28/04/2017, 08:52 WIB

Beberapa waktu lalu muncul riset yang membuat anak muda resah. Riset tersebut menyimpulkan, lima tahun lagi, generasi milenial terancam tak bisa membeli rumah.

Riset tersebut dilakukan oleh Rumah123.com dan Karir.com. Hasil riset mengungkapkan kenaikan gaji normal di luar promosi sepanjang 2016 rata-rata sebesar 10 persen. Sementara, lonjakan harga rumah minimal 20 persen.

Artinya, pada lima tahun mendatang, generasi muda kelahiran tahun 1981-1994 terancam tidak bisa membeli rumah. Sebab, kenaikan gaji mereka tidak berimbang dengan harga rumah di pasaran.

“Padahal, kenaikan harga rumah kami ambil yang paling minimal saat pasar properti sedang lesu,” ujar Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung.

Perencana Keuangan Kaukabus Financial Literacy Center tak heran dengan hasil riset tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, generasi muda dinilai punya biaya gaya hidup yang besar. Dampaknya, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan untuk mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Disebutkan, jika generasi milenial masih lebih mengutamakan gaya hidup ketimbang kebutuhan jangka panjang, maka hasil riset itu bisa saja terbukti. Anak muda tidak bisa memiliki rumah dalam kurun waktu lima tahun lagi.

Saat ini, rata-rata pendapatan generasi muda sekitar Rp 6.072.111 per bulan. Sedangkan untuk mencicil rumah dengan harga paling murah di Jakarta, misalnya Rp 300 juta, seseorang mestinya memiliki penghasilan Rp 7,5 juta per bulan.

Sementara itu, bila dilihat riwayat sejarahnya mulai 2009-2012 yang menjadi era di mana properti sedang meledak, kenaikan harga rumah bisa mencapai 200 persen atau 50 persen per tahun. Untuk lima tahun ke depan, Untung memprediksi bahwa kenaikan harga rumah bisa mencapai 150 persen.

Untuk pendapatan bulanan, Untung memprediksi hanya akan naik sekitar 60 persen untuk periode yang sama. Artinya, dengan perkiraan kenaikan minimal 20 persen per tahun, maka harga rumah saat ini yang dihargai Rp 300 juta akan menjadi Rp 750 juta.

Diperkirakan, penghasilan generasi muda pada 2021 mendatang akan naik menjadi Rp 12 juta. Namun, dengan penghasilan tersebut generasi milenial tak sanggup lagi membeli rumah yang harganya sebenarnya terjangkau oleh mereka saat ini.

“Pasalnya, saat harga rumah mencapai Rp 750 juta, cicilan yang harus dibayarkan adalah Rp 5,6 juta per bulan. Padahal kemampuan mencicil mereka hanya 30 persen dari pendapatan, yakni Rp 3,6 juta per bulan,” tutur Untung.

Sebagai informasi, untuk menyediakan uang muka pembelian rumah saja sudah termasuk besar. Saat ini, pemerintah memiliki aturan bahwa uang muka rumah adalah sebesar 15 persen dari harga rumah untuk kepemilikan rumah pertama.

Bagaimana daya beli generasi milenial terhadap rumah? Cek infografisnya di sini:

-

Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com