Advertorial

Triwulan Pertama 2017, BCA Mencatat Kinerja Keuangan yang Positif

Kompas.com - 03/05/2017, 09:33 WIB

Ada banyak cara yang bisa diambil sebuah perusahaan untuk tetap memiliki kinerja yang baik. Pada triwulan pertama tahun 2017 ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali mencatat kinerja keuangan yang positif.  Laba bersih tumbuh 10,7 persen. Dari yang sebelumnya sebesar Rp 4,5 triliun pada periode yang sama, tahun ini menjadi yang berhasil dibukukan sebesar Rp 5 triliun..

Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lain juga tumbuh 5,3 persen. Dari sebesar Rp 12,8 triliun menjadi Rp 13,5 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa fokus mengembangkan waralaba perbankan transaksi memungkinkan BCA meningkatkan dana pihak ketiga di tengah fase pemulihan ekonomi nasional. Tidak hanya itu, BCA juga terus melakukan investasi untuk memperkuat bisnis inti dan beradaptasi secara konsisten dengan perubahan perilaku dan preferensi nasabah.

"Di triwulan ini, bank swasta ini terus menjalankan fungsi intermediasi secara hati-hati serta menawarkan suku bunga kredit kompetitif,” jelasnya.

Di akhir Maret 2017, outstanding kredit BCA tercatat sebesar Rp 409 triliun. Angka ini tumbuh sebanyak 9,4 persen dibanding posisi sama tahun sebelumnya. Pada kredit korporasi, meningkat sebanyak 17,9 persen YoY menjadi Rp 152,6 triliun, dan pada kredit komersial & UKM naik 1,7 persen YoY menjadi Rp 144,7 triliun.

Kredit konsumer juga tumbuh 9,4 persen YoY menjadi Rp 111,7 triliun yang didukung dengan pertumbuhan di semua produk. Kredit pemilikan rumah naik 10,4 persen YoY menjadi Rp 66,1 triliun, dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,3 persen YoY menjadi Rp 35,1 triliun.

Di akhir triwulan pertama tahun 2017, outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, tumbuh 10,7 persen YoY.

Di akhir Maret tahun 2017, rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5 persen. Angka ini meningkat dari sebelumnya 1,3 persen pada akhir Desember 2016. Meski demikian, rasio NPL BCA tetap berada di bawah rata-rata industri perbankan di kisaran 3 persen dan dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima.

Di triwulan pertama tahun 2017 BCA, membukukan cadangan kredit sebesar Rp 12,2 triliun, meningkat 29,4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Demikian rasio cadangan kredit bermasalah tercatat sebesar 203,3 persen. Posisi permodalan dan likuiditas BCA tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal atau CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,1 persen dan rasio kredit terhadap pendanaan atau LFR (Loan to Funding Ratio) sebesar 75,1 persen per 31 Maret 2017.

Di sisi pendanaan, keunggulan dalam penyediaan layanan transaksi yang andal, aman, dan nyaman telah mendukung BCA untuk mempertahankan pertumbuhan dana pihak ketiga pada tingkat yang sehat. Pada akhir Maret 2017, dana pihak ketiga meningkat 13,8 persen YoY mencapai Rp 535,1 triliun. Dana CASA tumbuh 12,1 persen YoY menjadi Rp 405,4 triliun dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga BCA, yaitu sebesar 75,8 persen.

Dana tabungan mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,0 persen YoY menjadi Rp 268,3 triliun, sementara dana giro meningkat 16,4 persen YoY mencapai Rp 137,1 triliun.

Dana deposito tercatat sebesar Rp 129,7 triliun pada akhir Maret 2017, naik 19,4 persen YoY.

“Dihadapkan pada ketidakpastian perubahan suku bunga global dan risiko ketidakstabilan arus dana global, kami akan memperhatikan posisi likuiditas dan permodalan yang kokoh sementara terus berupaya mempertahankan kualitas kredit. BCA akan memantau secara cermat atas perkembangan makroekonomi dan masing-masing sektor secara individu guna memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang timbul,” pungkas Jahja.

BCA Senantiasa di Sisi Anda

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com