Advertorial

Suyanto Tafianoto, Pengusaha yang Naik Kelas Berkat Tas (Bagian 1)

Kompas.com - 05/05/2017, 11:25 WIB

Suyanto Tafianoto, memulai kariernya sebagai tenaga pemasar alias marketing produk koper merek President milik pamannya. Ia mulai memasarkan produk tersebut di Medan, Sumatera Utara. Maklum, Suyanto masih berdomisili di daerah tersebut.

Menurutnya, pada tahap awal memasarkan koper bikinan sang paman bukan perkara mudah. Ia banyak mendapatkan penolakan dari toko karena produksi buatan sang paman belum banyak dikenal oleh masyarakat. Masyarakat juga belum paham kualitas produksi koper tersebut.

Namun, hal ini tak membuat Suyanto patah arang. Suyanto berusaha mencari beragam cara agar dagangannya dapat diterima toko.

"Saya mengirim sejumlah teman dan sahabat secara berganti-ganti selama beberapa hari ke toko-toko tersebut untuk menyamar sebagai pembeli dan mencari koper merek President," kenang dia.

Trik unik yang dilakukan Suyanto ini terbukti ampuh dalam menaklukkan para pemilik toko. Buktinya, para pemilik toko akhirnya mau menerima koper produksi pamannya karena mereka menilai banyak pembeli yang mencarinya. “Trik ini berhasil. Para pemilik toko di sana akhirnya mau menerima koper merek President,” ujarnya .

Kesuksesannya memasarkan koper merek President di kota itu, membuatnya ditarik ke Jakarta untuk memproduksi dan mengelola pemasaran di Jawa. Suyanto tak lagi menggunakan trik pemasaran tersebut ketika ia hijrah ke Jakarta dan memasarkan ke kota-kota besar di Pulau Jawa. Pasalnya, koper mereknya sudah mulai dikenal.

Bahkan, toko-toko di Surabaya dan kota-kota lainnya dengan mudah mau menerima koper merek-merek President. Suyanto pun meraih sukses dalam melakukan pemasaran koper tersebut.

Kesuksesan dalam memasarkan koper sang paman tersebut mendorong dia untuk membuka usaha sendiri. Sejak sekitar tahun 1981, Suyanto mulai membuka usaha dengan memproduksi jenis softcase di Jakarta. Koper-koper tersebut diproduksi di pabrik mungil yang terdapat di bilangan Ancol, Jakarta Utara.

Koper softcase adalah jenis koper yang bukaannya menggunakan resleting dan berbahan nilon atau poliester, sedangkan hardcase adalah jenis koper dengan bahan plastik ABS dan menggunakan aluminium flame dan metal lock.

Terdapat sekurangnya dua merek terkenal yang diproduksi Suyanto, yaitu President dan Travel Time.

Untuk memasarkan tas hasil produksinya, Suyanto membuka toko pertama di Pasar Pagi, Jakarta. Tak mudah memang memasarkan produk tas miliknya. Ia butuh waktu 5-6 tahun sehingga tas-tas mereknya diterima masyarakat, terkenal, hingga menjadi pemain besar di pasar tas dan koper.

Masuki Pasar Ekspor

Kesuksesan tersebut membuat Suyanto menambah pabriknya di bilangan Ancol, Jakarta. Suyanto telah memproduksi beragam jenis tas; mulai dari koper, ransel, tas sekolah, tas kantor, dan sebagainya.

Pada masa jayanya, sekitar awal tahun 1980-an, Suyanto memiliki jumlah karyawan 650 orang yang berada di bawah naungan PT Sangra Ratu Gemilang. Tas-tas hasil produksi pabrik Suyanto ini bahkan diekspor ke mancanegara seperti negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika.

Berkat kesuksesannya itu, Suyanto pernah diundang Presiden Soeharto, bersama 500 eksportir terbesar lainnya untuk makan malam. Hal ini dilakukan presiden sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi para eksportir dalam meningkatkan devisa negara.

“Saya bangga dapat menjadi salah satu dari 500 eksportir terbesar waktu itu,” ujar Suyanto mengenang masa kejayaannya.

Seiring melesatnya pertumbuhan perusahaan, Suyanto pun kemudian menjadi distributor tas-tas branded global. Saat ini ia menjadi pemegang lisensi merek Elle, Bellezza, Condotti, Antler,  Jack Nicklaus, Carlton, Arnold Palmer, serta tas-tas branded lainnya.

Untuk distributor tas-tas branded ini, Suyanto membuka toko di tersendiri di mal-mal premium di antaranya Mal Taman Anggrek, Grand Indonesia, Central Park, Pondok Indah Mall, dan mal lainnya di seluruh Nusantara.

“Sudah 30 tahun saya bergelut di industri tas. Boleh dibilang saya sudah menguasai betul bisnis ini,” ujar Suyanto.

Ia enggan untuk berpaling ke produk lain. Ia mengaku pernah mencoba terjun di bisnis sepatu dan garmen. Namun kemudian melepasnya karena merasa kurang menguasai.

Suyanto memantapkan diri untuk fokus menggarap bisnis tas dari hulu ke hilir. Tidak sekadar produksi, pemasaran, dan distribusi dengan membuka jaringan toko, tapi juga menggarap seluruh segmen, dari menengah, hingga premium.

Saat ini, sekurangnya ia telah memiliki 70 toko di pusat-pusat perbelanjaan papan atas serta sekitar 800-an gerai lainnya (shop in shop) di berbagai departement store kenamaan di kota-kota seluruh Indonesia.

Mulai dari departement store untuk kelas menengah seperti  Matahari, Centro, Ramayana , dan juga untuk kelas middle up seperti Seibu, Sogo, Metro, Debenhams, Central dan Parkson. Tidak hanya itu, hypermarket seperti Carrefour, Transmart, Hypermart, Lotte dan Gaint juga termasuk ke dalam jaringan Suyanto.

Selain melalui jaringan toko dan gerai di mal, Suyanto menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tour and travel, termasuk perjalanan haji untuk memasok kebutuhan tas dan koper mereka. Memasuki era digital seperti sekarang, Suyanto juga memasarkan produknya melalui media online.

Sumber : Website BCA Prioritas/Beritagar

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com