kabar ketenagakerjaan

Peran Strategis Pesantren Dalam Menghadapi Persaingan Kerja

Kompas.com - 19/05/2017, 09:27 WIB

Rangkaian kunjungan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri ke Pondok pesantren terus berlanjut. Kali ini Hanif dan rombongan sudah sampai ke Pondok Pesantren Al-Istiqomah, Kebondanas, Subang, Jawa Barat.

Agenda ini bukan tanpa alasan, melainkan karena Hanif menyadari pentingnya membuka kesadaran banyak pihak bahwa pesantren sebagai memiliki kemampuan mencetak manusia yang berkarakter. Menurutnya, di pesantren anak-anak bukan hanya belajar tetapi juga dididik karakternya.

Karakter yang kuat itu penting pada era persaingan saat ini.

"Keterampilan bukanlah satu-satunya bekal bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain di era kompetisi saat lain. Di samping keterampilan, SDM Indonesia juga harus memiliki karakter yang kuat", terang menteri juga yang berasal dari keluarga TKI ini.

Untuk itulah kenapa diperlukannya sinergi pendidikan antara pondok pesantren, pemerintah, dan industri. Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, peran pesantren akan makin strategis sebagai jalan kemajuan bagi rakyat Indonesia dalam menghadapi persaingan kerja.

"Saya ingin mendorong agar diperkuat sinergi pendidikan pondok pesantren, dengan pemerintah, dan industri semakin dikuatkan. Kewajiban pemerintah memfasilitasi peningkatan kompetensi angkatan kerja dan kebutuhan industri terhadap sumber daya manusia yang mumpuni, saya yakin bisa dijembatani oleh pesantren,” jelasnya.

Oleh karena itu, Menaker mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian pondok pesantren.

“Pesantren sebagai salah satu pusat pendidikan karakter ini perlu kita untuk kita jaga bersama. Karena nantinya di pasar kerja, anak-anak yang memiliki karakter justru lebih dipilih,” ungkapnya.

Selain karakter, Hanif juga meminta agar pondok pesantren juga mampu membekali alumninya dengan berbagai keterampilan. Karena kompetitif tenaga kerja saat ini sudah harus memiliki bermacam-macam soft skill dan hard skil. Mulai dari karakter, budi pekerti, etos kerja, dan juga keterampilan dengan sertifikasi.

“Pemerintah juga ikut melengkapi apa yang dilakukan pesantren dengan mendorong agar alumni-alumni pesantren ini memiliki keterampilan dan kompetensi,” jelas Menaker.

Menaker memaparkan bahwa saat ini pemerintah memiliki skema pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) dan program pemagangan untuk meningkatkan keterampilan SDM Indonesia. Ke depannya, pelatihan kerja dan pemagangan ini diharapkan juga diakses oleh pondok pesantren guna membekali santri maupun alumninya.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com