Kilas

Toleransi di Purwakarta Istimewa Jadi Contoh Negara Dunia

Kompas.com - 22/05/2017, 18:54 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Toleransi Dunia kali pertama dilaksanakan di Indonesia dan Asia Tenggara. Acara yang digelar oleh puluhan delegasi negara ini bertujuan menciptakan kedamaian dunia dengan saling memahami dan menghormati setiap perbedaan tersebut.

Tahun ini Purwakarta terpilih sebagai tuan rumah World Tolerance Conference (WTC) 2017. Acara internasional ini berlangsung di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Senin (22/5/2017) sampai Rabu (24/5/2017) nanti.

"Tujuan lainnya acara ini supaya toleransi antar umat beragama semakin meluas dan berkembang di tiap daerah dan negara lain," ujar Purwakarta, Dedi Mulyadi.

Purwakarta selama ini dikenal sebagai daerah yang paling toleran di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dedi mengatakan acara ini diharapkan bisa ikut mewujudkan perdamaian dunia.

"Nanti masing-masing peserta diminta menyampaikan kesimpulan dari hasil konferensi ini," kata Dedi.

Menurut dia, beberapa peserta bahkan sudah menemuinya terlebih dahulu, di antaranya dari Pakistan dan Bangladesh.

Seperti diketahui, Purwakarta dijadikan contoh sebagai daerah yang memiliki toleransi yang tinggi. Salah satunya berkat program penyediaan sarana ibadah di sekolah-sekolah di kabupaten itu. Sarana ibadah itu tidak dikhususkan hanya untuk satu agama.

"Para pemeluk agama dibebaskan menjalankan kegiatan ibadahnya sehingga diharapkan para peserta WTC‎ ini bisa memahami perbedaan. Jangan sampai mudah dipecah belah oleh isu-isu yang berkenaan dengan SARA," ujarnya.

Dedi mengatakan Indonesia berpegang teguh pada Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, untuk mewujudkan toleransi ini masyarakat perlu diberikan edukasi mendalam dan itu bisa dimulai dari sekolah-sekolah tadi.

"Mereka para pelajar ini dibebaskan untuk beribadah. Namun, beribadah secara tenang tanpa gangguan," ujarnya.

Pada kegiatan tersebut WTC menghadirkan beberapa narasumber selain tuan rumah, di antaranya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy, Anand Krishna, seorang tokoh spiritual Hindu dari PBB, KH Said Aqil Sirodj Ketua PB NU, DR Chaidar Nasi‎r, Ketua PP Muhammadiyah, aktris Chelsea Islan, aktivis pemuda Eropa Milica Vukovic dan sejumlah jurnalis senior. 

IRWAN NUGRAHA/KOMPAS.com WTC menghadirkan beberapa narasumber lain di antaranya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy, Anand Krishna, seorang tokoh spiritual Hindu dari PBB, KH Said Aqil Sirodj Ketua PB NU, DR Chaidar Nasi‎r, Ketua PP Muhammadiyah, aktris Chelsea Islan, aktivis pemuda Eropa Milica Vukovic dan sejumlah jurnalis senior.
Kedamaian

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membuka langsung acara dan menyatakan bahwa toleransi tidak boleh dibicarakan hanya dalam hal keyakinan. Menurut dia, toleransi pun diyakini akan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meraih kesejahteraan dalam aspek sosial.

"Toleran dan intoleran itu jangan dibawa ke ranah politik. Kalau seperti itu, maka hanya akan menjadi komoditas isu. Ini sama sekali tidak etis. Seharusnya toleransi digunakan sebagai jalan menuju kesejahteraan," ujarnya.

Dedi juga memberikan contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari selama ini. Misalnya, tokoh lintas agama dapat membuat gerakan untuk kemajuan masyarakat dan pengentasan kemiskinan sehingga tidak lagi hanya berbicara perbedaan tafsir keberagamaan yang mengundang polemik publik.

"Komitmen yang hari ini harus dibangun adalah soal rasa kemanusiaan, menyayangi orang miskin,” kata Dedi.

Salah seorang delegasi asal Azebaijan, Ruslan Nasibov, mengaku kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat ini sangat akan berguna sekali. Selain karena baru pertama kali diselenggarakan di Asia Tenggara, dia mengaku dari WTC inilah dia dapat belajar tentang toleransi yang sudah diterapkan di negara lain.

"Saya sebelumnya mendengar tentang Purwakarta dari media. Kehidupan toleransi di sini tumbuh dengan subur, saya berharap bisa belajar," ucapnya.

Hal sama diungkapkan jurnalis asal Inggris, Imdad Hussain Shezad. Selama ini dirinya kagum dengan kebijakan Pemkab Purwakarta yang menyediakan ruang ibadah bagi seluruh agama di sekolah di wilayah ini.

"Dunia harus tahu apa yang sedang terjadi di Purwakarta. Saya mendukung dan mengapresiasi. Seluruh agama mendapatkan tempatnya di sini," ucap Imdad.

Adapun negara yang menjadi peserta dalam kegiatan World Tolerance Conference ini di antaranya Azerbaijan, Tunisia, Kazakstan, Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia.

IRWAN NUGRAHA/KONTRIBUTOR PURWAKARTA

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com