Kilas

Ridwan Kamil Lobi Pebisnis Asal Swedia untuk Investasi di Bandung

Kompas.com - 25/05/2017, 12:01 WIB


BANDUNG, KOMPAS.com -
 Agresivitas Pemerintah Kota Bandung dalam menjalin hubungan diplomatik dengan sejumlah negara Eropa perlahan membuahkan hasil. Dari sejumlah negara yang punya hubungan baik dengan Kota Bandung, Swedia memberikan respons paling serius.

Kedatangan Raja Swedia Carl XVI Gustav dan Ratu Silvia ke Bandung pada Rabu (24/5/2017) mempertegas relasi tersebut. Ditambah lagi, Raja Gustav memboyong 26 pebisnis dari 16 perusahaan terkemuka untuk berpartisipasi dalam kunjungannya tersebut.

"Ini contoh kalau (kita) rajin menyapa dan menjalin hubungan diplomatik ke luar negeri, insya Allah terbuka kerja sama yang luar biasa," kata Ridwan.

Tak ingin menyia-nyiakan peluang tersebut, Ridwan pun memanfaatkan agenda kenegaraan itu untuk melobi para pengusaha. Adapun latar belakang mereka dari bidang teknologi, energi, barang konsumsi (consumer goods), fashion, waste management, intelligent transportation system, properti, dan telekomunikasi.

Perusahaan-perusahaan yang hadir di antaranya, ABB, Atlas Copco, Axis Communications, Bombardier, Ericsson, Fortum, H&M, IKEA, Kapsch, SAAB, Scania, SKF, Stena, Swedish Energy Agency, Swedish Institute (SI), dan Volvo Group.

Dalam pertemuan itu, Ridwan memberi gambaran dasar soal seluk-beluk Kota Bandung mulai dari program unggulan hingga menyinggung soal sumber daya manusia dan persoalan sosial.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung saat ini adalah salah satu yang tertinggi di Indonesia.

Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan tantangan yang saat ini tengah dihadapi oleh Kota Bandung, yakni pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat. Seperti diketahui jumlahnya sudah mencapai 2,4 juta jiwa pada akhir 2016.

Oleh karena itu, Ridwan mengaku bahwa Kota Bandung punya kebutuhan pembangunan infrastruktur yang cukup banyak. Peluang itu lah yang ia tawarkan kepada para pengusaha asal Swedia.

"Bandung juga merupakan kota wisata dengan kedatangan 6 juta turis setiap tahun. Maka dari itu, tantangan kami ada pada transportasi dan energi," tutur Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Rabu.

Selain itu, ia juga memaparkan kebutuhan berbagai infrastruktur kota, mulai dari perumahan, penerangan jalan, hingga pembangunan transportasi.

Secara keseluruhan, total investasi yang dibutuhkan Kota Bandung ia sebut senilai kurang lebih Rp 60 triliun. Jumlah tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur sosial, infrastruktur pemerintahan, dan infrastruktur komersial.

"Infrastruktur sosial terdiri dari 66 proyek, mulai dari sektor sungai dan drainase, pendidikan, ruang terbuka hijau, teknologi informasi, penerangan jalan, hingga jalan dan jembatan. Nilai untuk infrastruktur sosial diprogramkan mencapai Rp 32,8 triliun," kata dia.

Sementara itu, infrastruktur komersil Kota Bandung terdiri dari 17 proyek senilai Rp 26,9 triliun. Proyek-proyek tersebut seperti transportasi, industri, perumahan, kesehatan, dan air minum.

"Sedangkan infrastruktur pemerintahan terdiri dari 9 proyek senilai Rp. 5,5 triliun. Proyek-proyek itu terdiri dari program reformasi birokrasi, pembangunan wilayah, dan instrumen teknologi informasi dan komunikasi," tuturnya.

Kunjungan Raja Gustav dan Ratu Silvia diakhiri dengan Triple Helix Meeting dengan para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Agendanya, mempertemukan antara pemerintah, akademisi, dan para pelaku bisnis.

Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi ITB Miming Mihardja mengatakan, pertemuan tersebut merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk mengembangkan kerja sama khususnya dibidang sains dan teknologi.

"Tadi Pak Wali Kota menyampaikan bahwa Swedia salah satu negara yang memiliki kemajuan teknologi yang cukup canggih sehingga kita bisa belajar dari sana. Banyak topik yang bisa dikembangkan di antaranya smart city yang sedang kami galakkan," ucapnya.

Menurut dia agenda itu juga menjadi titik awal untuk menyatukan akademisi, pemerintah dan swasta untuk bergandengan tangan memajukan ilmu pengetahuan sehingga tercipta nilai tambah dari sektor industri.

"Pada akhirnya semua ini harus bisa membangkitkan ekonomi bangsa. Saya kira ke depan ada banyak hal yang bisa dikembangkan  dari kunjungan ini. Kami bisa bekolaborasi bersama lebih lanjut  untuk kebaikan," jelasnya. (KONTRIBUTOR BANDUNG/DENDI RAMDHANI)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com