Advertorial

Upaya Menciptakan Generasi Muda untuk Menghadapi Persaingan Global

Kompas.com - 30/05/2017, 08:00 WIB

Pendidikan merupakan masalah penting yang menjadi fokus perhatian bersama. Baik pemerintah, orangtua, atau pihak-pihak yang berhubungan dengan pendidikan akan selalu berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan generasi muda yang mumpuni untuk menghadapi persaingan global. Salah satunya dengan memasukkan sektor pendidikan ke dalam 10 Prioritas Nasional 2018 bersama dengan kesehatan, perumahan dan pemukiman, pengembangan dunia usaha dan pariwisata, ketahanan energi, ketahanan pangan, penganggulangan kemiskinan, infrastruktur, konektivitas, dan kemaritiman.

Salah satu implementasi nyatanya adalah pemberian program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas mengenai LPDP pada bulan Februari 2017 lalu, menekankan bahwa investasi di bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa pendidikan tinggi mupun riset merupakan investasi yang sangat penting bagi Indonesia untuk maju di masa yang akan datang.

"Untuk itu saya minta program LPDP baik program beasiswa, pendaanan riset, maupun rehabilitasi pelayanan infrastruktur pendidikan untuk lebih dioptimalkan lagi," ujar Jokowi (07/02/2017)

LPDP juga bisa menjadi instrumen untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengenyam pendidikan yang lebih maju dan berkualitas karena bisa mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di luar negeri sehingga bisa terus siap untuk persaingan global.

"Itu artinya program beasiswa LPDP harus fokus untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dalam bidang keilmuan yang menjadi unggulan dan prioritas kita, baik di sektor maritim, kelautan, sektor energi, sektor pangan, serta sektor industri manufaktur sampai dengan sektor pengembangan ekonomi kreatif," tuturnya.

Selain itu, ada beberapa Non-Governmental Organization (NGO) yang bergerak memberikan beasiswa kepada generasi muda. Pada tahun 2017 ini, Tanoto Foundation memberikan kesempatan kepada 275 mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu program S1 dan S2.

Dikutip dari Kompas.com, Head of Tanoto Foundation Executive Boarding Sihol Aritonang menyatakan program beasiswa Tanoto Foundation diberikan dalam rangka membantu meningkatkan akses kepada pendidikan tinggi oleh generasi muda Indonesia.

Di samping itu, Tanoto Foundation juga berkomitmen mendukung peningkatan kualitas pendidikan. "Peningkatan kualitas pendidikan kami lakukan melaui kemitraan dengan sekolah berbagai tingkatan, dari PAUD sampai perguruan tinggi," ujar Sihol.

Hal serupa juga dilakukan oleh industri otomotif, yaitu Toyota Indonesia Academy (TIA) yang memberikan program beasiswa di bidang manufaktur otomotif setara dengan pendidikan tinggi tingkat Diploma 1 (D1) bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Program yang dinamakan Akademi Komunitas Toyota Indonesia ini berupaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan memiliki daya saing global. Melalui TIA, diharapkan dapat menghasilkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri di bidang manufakturing.

-

Para pengajar di TIA juga bukan sembarangan. Mereka adalah para tenaga profesional yang telah mendapat pelatihan di Jepang dan mendapat sertifikasi pengajar dari institusi terkait.

“Kami ingin dapat mengembangkan lulusan SMK dengan memberikan dan menanamkan pengetahuan dan karakter manufaktur di bidang otomotif sehingga mereka bisa unggul dan menjadi pemimpin di tempat kerjanya.  Untuk mencapai tujuan tersebut,  kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan TIA akan dilengkapi dengan kurikulum, guru, dan peralatan dengan teknologi terkini yang juga dipakai oleh Toyota Jepang, termasuk robot industri,” ujar Corporate Planning and Administration Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam.

Para siswa yang berhasil masuk dalam TIA bukan hanya mereka yang memiliki nilai tinggi, tetapi  juga harus memiliki jiwa pemimpin dan dinilai mampu mengembangkan bakat mereka. Pihak Toyota Indonesia pun harus melakukan proses seleksi berdasarkan rekomendasi sekolah, mulai dari akademis, non akademis, hingga latar belakang menjadi hal yang dipertimbangkan.

Ke depannya, diharapkan lulusan TIA juga dapat diserap oleh perusahaan lain di bidangnya. Dengan demikian, Indonesia dapat memiliki tenaga ahli di bidang manufaktur otomatis yang dapat diandalkan dalam kondisi ekonomi global. (Adv) 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com