Advertorial

The 17th China National Brachytherapy of Tumor Conference held in Guangzhou

Kompas.com - 13/06/2017, 11:45 WIB

Metode Brachytherapy telah memiliki sejarah kurang lebih satu abad lamanya, sejak zaman “kuno” hingga “pengobatan bertarget” saat ini, semakin banyak metode-metode baru yang bermunculan. Untuk membuat masyarakat lebih mengenal metode-metode pengobatan baru ini serta meningkatkan standar radioterapi minimal invasif yang ada di China, pada 9-11 Juni 2017, "The 17th China National Brachytherapy of Tumor Conference"  di China resmi dibuka di Baiyun International Convention Center.

Konferensi ini dipimpin langsung oleh para petinggi di bidang pengobatan minimal invasif kanker, antara lain Committee of Minimally Invasive Therapy in Oncology- Chinese Anti-Cancer Association selaku panitia, Direktur Intervention Department of Sun Yet-sen University Cancer Center, Prof. Zhang Fujun - Ahli Onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou selaku panitia persiapan, Bagian Brachytherapy dari Committee of Minimally Invasive Therapy in Oncology- Chinese Anti-Cancer Association, Intervention Departement of Guangzhou Kang'ai Association Tumour Minimal Invasive Cure Profession Committee. Beberapa rumah sakit yang ikut berperan sebagai penyelenggara antara lain Sun Yet-sen University Cancer Center, Zhuhai Municipal People's Hospital, Peking University Third Hospital, Shandong Provincial Hospital, Shenzhen Third People's Hospital, dan St. Stamford Modern Cancer Hospital yang menjadi satu-satunya rumah sakit investasi luar serta rumah sakit yang ditunjuk sebagai rekan penyelenggara kegiatan kali ini

Berkumpulnya Para Ahli dan Petinggi

Konferensi ini mengundang lebih dari 800 pihak terkemuka di bidang pengobatan minimal invasif kanker asal China, Amerika, Jepang dan beberapa negara lainnya. Termasuk di antaranya Kepala rumah sakit Chinese Academy of Medical Sciences wilayah HeiLong, Kepala Rumah Sakit The Fourth Hospital of Harbin Medical University -- Shen Baozhong, Ketua Onkologi dan Onkologi Radiasi dari Peking University Third Hospital, Wakil Ketua Departemen Onkologi Radiasi dari Peking University -- Wang Junjie, Ketua Committee of Minimally Invasive Therapy in Oncology, Chinese Anti-Cancer Association, Ketua Departemen Pencitraan dan Intervensi dari Sun Yet-sen University Cancer Center -- Wu Peihong dan masih banyak lagi. Tujuan diadakannya konferensi kali ini adalah untuk membagikan atau mempublikasikan hasil dari "dosis, teknologi, kontrol kualitas" dari metode Brachytherapy, serta menjadikan metode Brachytherapy semakin serupa dengan prinsip, teknologi dan standar pengobatan kanker, sehingga dapat lebih banyak diterapkan secara klinis. Selama 3 hari ini, status, perkembangan, poin dan keraguan tentang metode ini akan dibahas secara keseluruhan.

Mengutip pernyataan Ketua Zhang Fujun : “Konferensi “Brachytherapy” tahun ini sudah memasuki yang ke-7 kali. Keunikan konferensi tahun ini adalah akan dibahas mengenai tren teknologi Brachytherapy saat ini, topik-topik terhangat, kasus-kasus, serta mendengarkan pemikiran-pemikiran dari banyak kalangan”.

Yang patut diperhitungkan lagi pada konferensi kali ini adalah perlu diperhatikan, bahwa konferensi kali ini didasarkan pada praktek manajemen baru Departemen Kesehatan Negara dan Keluarga Berencana tentang metode Brachytherapy, mengajukan "Pembentukan Program Pelatihan Standar Partikel Lengkap", memperkuat aplikasi klinis dari 3D Printed Template-Assisted Seed Implantation, menjadikan metode Brachytherapy di China sesuai dengan standar internasional.

Prospek Pasti Metode Pengobatan Kanker “Brachytherapy”

Melihat metode pengobatan tradisional kanker, selain operasi dan kemoterapi, masih ada radioterapi, ketiga metode ini merupakan metode utama pengobatan kanker yang umum digunakan. Ketiga metode ini memiliki kelebihan masing-masing, untuk mengontrol kekambuhan, penyebaran, dan pengobatan kanker, tidak jarang ketiga metode ini dikombinasikan, sehingga tercapai hasil pengobatan yang diinginkan. Seperti yang diterapkan saat ini, metode operasi diterapkan pada pasien stadium awal dan lanjut agar tercapai hasil yang menyeluruh, Terapi Obat Bertarget dan beberapa metode lainnya diterapkan pada pasien stadium akhir untuk memperpanjang hidup, sedangkan metode Brachytherapy sendiri dapat diterapkan pada semua tahapan stadium kanker. Beberapa tahun belakangan, seiring dengan perkembangannya, metode Brachytherapy menjadi semakin ‘hidup’.

Prof. Zhang Fujun menuturkan, dalam beberapa tahun belakangan, metode radioterapi memiliki inovasi terbaru, misalnya yang terbaru adalah “3D Printed Template-Assisted Seed Implantation”, seluruh rangkaian radioterapi baru akan terus bermunculan, hal ini membuat metode Brachytherapy memiliki prospek yang cukup baik. Beberapa tahun ini, China terus mengeluarkan teori dan aplikasi efektifitas terbaru dari Brachytherapy setiap tahunnya, serta membuat para Ahli dalam negeri memiliki informasi yang cukup, dan menjadikan China selalu terdepan di dunia internasional.

 “Saat ini, metode Brachytherapy memiliki hasil yang cukup efektif pada beberapa kanker stadium lanjut dan akhir, seperti kanker prostat, kanker rahim, kanker dengan penyebaran pada paru serta hati,” tutur Prof. Zhang Fujun. Dalam beberapa tahun terakhir, saat sedang mencari cara bagaimana menurunkan risiko kesalahan pada metode ini, metode 3D Printed Template-Assisted Seed Implantation pun hadir sebagai terobosan terbaru. Zhang Fujun juga mengungkapkan, daerah utara Guangzhou dan Shenzhen akan segera memiliki tempat percetakan sendiri, sehingga proses metode ini pun akan menjadi lebih praktis dan terjamin.

Sebelumnya, metode Brachytherapy tergantung pada kemampuan sang Ahli, namun kini dengan adanya template 3D, posisi dapat ditentukan secara 3 dimensi. Dari template datar diditribusikan ke kedalaman, dosis partikel sendiri akan diperhitungkan terlebih dahulu. Metode ini pun dapat secara efektif menghindari pembuluh darah, saraf dan tulang. Dengan begitu dapat meningkatkan keakuratan dan presisi pada tindakan, mempersingkat durasi pengobatan, serta mengurangi rasa sakit pada pasien. Metode yang tadinya didasarkan pada "pengalaman Ahli" berubah menjadi "panduan komputer", membuat pengaplikasian metode ini semakin luas. Setelah peralatan metode baru keluar, "senjata" radioterapi berada di tangan sang Ahli, bahkan besarnya radiasi bisa diatur seiring dengan semakin dekatnya jarak tumor. Semakin dekat posisi tumor, kekuatan alat akan semakin tinggi,sebaliknya, semakin jauh posisi tumor, kemampuan sinar radiasi pun semakin menurun.

Keamanan Minimalisir Kesalahan

Saat ini, departemen bedah dan penyakit dalam memiliki banyak pilihan, seperti Radiofrequency Ablation (RFA) dan NanoKnife yang dapat menghancurkan tumor, lalu mengapa masih banyak yang menggunakan metode radiasi (seperti Brachytherapy) sebagai pengobatan? Mengenai hal ini, Prof. Zhang Fujun dan dr. Bai Haishan selaku Ketua Dokter di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menjelaskan, saat ini, tepatnya di China, ditemukan banyak letak tumor yang tidak sesuai dengan tindakan ablasai. Jika seorang pasien kanker paru dengan banyak penyebaran menjalani tindakan ablasi di setiap tumornya, selain masalah ekonomi, tubuh pasien pun tidak akan bisa bertahan. Contoh lain, tumor hati yang berdekatan dengan pembuluh darah atau panggul tidak akan bisa menjalani metode ablasi. "Jika tidak sesuai, metode ablasi malah akan menimbulkan kerusakan pada tubuh pasien. Lain halnya dengan metode Brachytherapy, baik pada tumor yang dapat dioperasi ataupun tidak, biji partikel tetap dapat dimasukkan."

Zhang Fujun juga menegaskan, "Untuk perlindungan pasca tranplantasi partikel, sebenarnya China telah menerapkannya secara ketat. Dunia internasional menyarankan, pasien hanya perlu dijauhkan dari ibu hamil dan anak-anak, tidak perlu menggunakan rompi atau baju khusus. Tindakan pun dilakukan di ruang operasi biasa, tidak ada persyaratan untuk diisolasi". Zhang Fujun mengatakan, hingga saat ini, belum ada hal yang bisa membuktikan bahwa partikel yang telah ditanamkan dapat merusak tubuh manusia.  Melalui pendeteksian khusus telah dipastikan bahwa biji partikel bisa ditanamkan di dalam tubuh manusia dengan jarak 0.5-1 meter per partikelnya. Sedangkan jika ditanamkan dengan jarak lebih dari 1 meter, hasil yang didapat sama dengan radiasi biasa. "Biji partikel yang saat ini kita gunakan adalah 125I, dengan kekuatan 27K/V, dapat memancarkan radiasi selama 60 hari (mencapai klimaks dalam waktu 60 hari). Dari sini bisa kita simpulkan bahwa energi merupakan sesuatu yang lemah, bisa dikatakan tida dapat mempengaruhi orang-orang di sekitar pasien". Ia menambahkan, biji partikel yang ditanam tidak perlu diganti, biji partikel akan menunjukkan efektifitasnya dalam 3-4 tahap. Radiasi yang dipancarkan pada dasarnya sama dengan radiasi konvensional, hanya saja sifat dan kekuatannya yang berbeda, jenis radiasi ini memiliki tingkat kerusakan yang jauh lebih minim dibandingkan dengan radiasi biasa. "Brachytherapy adalah metode yang bersifat kualitatif dan memiliki standar. Mengenai metode ini, saya rasa pasien perlu menanyakannya langsung kepada dokter Ahli, tidak perlu panik atau takut berlebih terhadap Brachytherapy atau radiasi biasa."

Zhang Fujun menuturkan, "Untuk menghancurkan tumor dibutuhkan dosis radiasi yang tinggi, biji partikel akan bereaksi pada bagian yang ditanamkan, terlebih jika dilakukan penghitungan dan pengembangan program terlebih dahulu". Dr. Bai Haishan dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang telah menerapkan metode pengobatan minimal invasif pada 2000 kasus mengatakan, metode Brachytherapy awalnya diterapkan pada kasus kanker prostat, namun seiring berjalannya waktu, metode ini ternyata dapat diterapkan pada berbagai kasus kanker. Semakin banyak bukti yang ada, asalkan tumor bersifat padat dan tidak terletak di bagian lambung, usus dan berbagai rongga lain di dalam tubuh, metode ini dapat digunakan. "3D Printed Template-Assisted Seed Implantation menggunakan anestesi intravena, bahkan pada proses tindakan kita bisa melihat pasien terbangun," ujarnya, ini merupakan salah satu keamanan pada metode minimal invasif.

Penjelasan Brachytherapy dari dr. Bai Haishan

Dr. Bai Haishan dan dr. Zhang Weizhong dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou berhasil mendapatkan penghargaan ketiga terbaik di Konferensi “Brachytherapy” Ke-7 di China.

Profil St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou

St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou merupakan rumah sakit pertama di China yang adalah hasil kerjasama dengan Singapura. Merupakan salah satu rumah sakit dengan akreditasi JCI dan memiliki banyak kantor perwakilan yang tersebar di berbagai negara seperti Vietnam, Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia dan sebagainya, sebagai rumah sakit China pertama yang menjadi pilihan pengobatan para pasien kanker asal berbagai negara ini. Hingga saat ini, setiap tahunnya rumah sakit telah menerapkan sedikitnya 2.000 tindakan Intervensi, dengan rata-rata memiliki 3.000 catatan masuk pasien. Sejak didirkan, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou telah mempublikasikan berbagai peralatan medis minimal invasif asal Amerika, Jerman dan sebagainya yang bernilai hingga 300 juta RMB. serta terus memberikan kepuasan pelayanan yang tinggi kepada setiap pasien. Untuk memenuhi kebutuhan diagnosis pasien yang berada jauh dari China, sejak tahun 2016 telah didirikan "Pusat Konsultasi Jarak Jauh", melaksanakan banyak teleconference dengan para Ahli asal Singapura dan Mayo Clinic Amerika. Setiap tahunnya memiliki sedikitnya 700 catatan pasien masuk, dan berhasil mendapat julukan sebagai "Asia Pacific Innovative Intelligence Digital Hospital".

Rumah sakit menyediakan lebih dari 60 jenis layanan, membentuk serangkaian pelayanan yang menyeluruh, membuat pasien asal luar negeri tetap bisa merasakan kehangatan, setiap tahun rumah sakit mendapatkan surat ucapan terimakasih sedikitnya sebanyak 600 surat. Selain itu, rumah sakit juga berhasil mendapatkan predikat "Most Industry Value" Award. Seperti yang diketahui, pada tahun 2018 mendatang, rumah sakit partner St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di wilayah Panyu akan secara resmi membuka layanan untuk pasien kanker dalam negeri.     

Apakah Anda atau kerabat ada yang menderita kanker dan sedang mencari pengobatan medis tanpa operasi dan kemoterapi? Konsultasikan keluhan Anda di sini atau call center kami +62812 978 978 59

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com