Advertorial

Melihat Potensi Imbal Hasil “Unitlinked”

Kompas.com - 14/06/2017, 11:30 WIB

Unitlinked masih menjadi salah satu instrumen keuangan pilihan masyarakat. Maklum, selain proteksi produk ini juga memiliki instrumen investasi sehingga memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan dua manfaat dalam satu produk.

Menurut data Infovesta Utama, pada Mei 2017 unitlinked membukukan kinerja yang cukup positif. Unitlinked pendapatan tetap berhasil menjadi jawara di bulan Mei 2017 karena menorehkan imbal hasil bulanan sebesar 0,64 persen.

Sementara, unitlinked campuran hanya meraih imbal hasil 0,58 persen. Sedangkan unitlinked saham mencatatkan keuntungan yang lebih minim, sebesar 0,06 persen.

Namun, bila dihitung secara tahunan (year to date/ytd) hingga Mei 2017 imbal hasil yang dibukukan unitlinked saham tetap yang paling tinggi dengan rata-rata keuntungan 5,03 persen, diikuti unitlinked campuran sebesar 4,23 persen dan unitlinked pendapatan tetap dengan imbal hasil 4,06 persen.

Senior Research Analyst Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, kenaikan peringkat Indonesia menjadi layak investasi telah mendorong kinerja unitlinked pendapatan tetap. Pasalnya, kenaikan peringkat ini mendorong asing membanjiri Surat Utang Negara (SUN).

Menurut dia, menciutnya kinerja unitlinked saham karena lesunya saham komoditas, tambang, perkebunan, aneka industri, dan properti. Namun, Praska memprediksi kinerja unitlinked saham hingga akhir tahun tetap akan lebih tinggi dibanding unitlinked pendapatan tetap.

"Unitlinked saham bisa meraih return 12-15 persen, unitlinked campuran berpotensi mendapatkan untung 10-12 persen dan pendapatan tetap sebanyak 6-10 persen hingga akhir tahun ini," kata dia seperti ditulis Kontan.

Sumber : Website BCA Prioritas/Beritagar

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com