Advertorial

Benjolan Payudara? Kanker atau Bukan?

Kompas.com - 22/06/2017, 11:50 WIB

Menurut data statistik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru, di antara seluruh penyebab kematian perempuan di Indonesia, kanker payudara menempati persentase sebesar 21.4%, sekitar 19.731 orang setiap tahunnya meninggal karena kanker payudara. Dibandingkan dengan Malaysia, jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah yang lebih tinggi dan semakin banyak menyerang kaum usia muda. Selain itu, banyak juga pasien wanita yang terdiagnosa saat sudah pada stadium menengah atau akhir.

Siapa Sajakah Yang Berisiko Tinggi Terkena Kanker Payudara?

Memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara : Riwayat kanker pada keluarga merupakan faktor risiko utama kanker payudara. Hal ini mengacu pada kerabat tingkat pertama dengan pasien kanker payudara (seperti : ibu, anak perempuan, saudara perempuan).

Menstruasi yang tidak normal : menstruasi terlalu dini (usia <12tahun), terlambat menopause (usia >55tahun).

Wanita yang belum menikah, belum memiliki anak, melahirkan di usia tua, belum menyusui.
Wanita yang pernah terkena radiasi tinggi di bagian dada.
Wanita yang meyuntikkan hormon estrogen dalam jangka panjang.
Wanita yang mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jangka panjang.

Namun, Profesor St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menjelaskan, tidak semua wanita yang memiliki faktor tersebut dipastikan terkena kanker payudara. Oleh karena itu, pencegahan kanker payudara, deteksi dini, diagnosis dini, pengobatan dini adalah kunci utama bagi wanita.

Apa Saja Gejala Awal Kanker Payudara?

Gejala yang paling banyak dijumpai pada penderita kanker payudara adalah benjolan atau kista. Tetapi banyak wanita akan menemukan benjolan payudara, dan 90% dari benjolan tersebut adalah tumor jinak. Jika benjolan tidak disertai rasa sakit, bertekstur keras dan tidak teratur, maka kemungkinan sifat ganasnya akan lebih besar. Tetapi terkadang beberapa benjolan akan terasa lembut, halus dan bahkan terasa sakit. Oleh karena itu, jika Anda menemukan sesuatu yang tidak biasa, segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter.

Anda terkena kanker payudara? Konsultasikan keluhan Anda bersama kami, klik di sini

Apa Saja Metode Pemeriksaan Untuk Mendiagnosis Kanker Payudara?
1. X-ray

2. USG

3. Breast thermography

4. CT scan

5. Tumor Marker

6. Biopsi

Pengobatan Kanker Payudara

Pasien kanker payudara akan memilih metode operasi pengangkatan, namun operasi memiliki efek samping yang besar, bekas luka yang berisiko infeksi, dan seringkali tidak sepenuhnya dapat membersihkan sel-sel kanker. Kemoradioterapi adalah metode pengobatan pendukung pasca operasi, namun efek sampingnya sangat besar, yaitu selain membunuh sel-sel kanker, metode ini juga dapat membunuh sel-sel normal, menurunkan sistem kekebalan dalam tubuh, sehingga dapat mempermudah sel-sel kanker untuk beregenerasi.

Dengan perkembangan teknologi medis saat ini, semakin banyak pasien kanker payudara dari Indonesia yang memilih untuk menjalani pengobatan luar negeri. St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki 18 metode pengobatan kanker seperti Rekonstruksi Payudara, Intervensi, Cryosurgery, Microwave Ablation (MWA) dan berbagai metode lainnya. Rumah sakit memberikan pilihan pengobatan terbaru selain operasi dan kemoterapi bagi pasien kanker payudara, dimana metode-metode tersebut minim efek samping danmemiliki pemulihan yang cepat. Metode-metode ini akan membawa harapan pengobatan untuk pasien kanker payudara stadium lanjut.

Apakah Anda atau kerabat ada yang menderita kanker dan sedang mencari pengobatan medis tanpa operasi dan kemoterapi? Konsultasikan keluhan Anda di sini atau call center kami +62812 978 978 59

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com