Advertorial

Buka Puasa Blogger bersama OJK

Kompas.com - 22/06/2017, 18:13 WIB

“Ada yang tahu tengah-tengahnya masjid?” Tanya Komika Panca pada saat acara Kompasiana Nangkring Minggu (18/06/2017) lalu. “Tengah-tengahnya masjid itu di depan mimbar. Coba simak kalau mau ada ceramah. Protokolernya bilang Terima kasih kepada Bapak Ustad yang sudah berkenan hadir di tengah-tengah kita. Itu Ustad di depan mimbar kan?” Jelasnya.

Kehadiran Panca Atis dalam acara dialog dan buka puasa blogger bersama OJK itu berhasil mencairkan suasana. Bertempat di Double Tree by Hilton Hotel Jakarta, lebih dari 100 blogger hadir dalam acara yang bertajuk “Saatnya Lebih Dekat dengan Keuangan Syariah” tersebut. Sejak tahun 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS).

Bertepatan dengan Ramadhan tahun ini, OJK kembali bekerja sama dengan Kompasiana menggelar dialog dan buka puasa bersama sebagai bentuk sosialisasi terkait instrumen keuangan syariah dan edukasi kampanye ACKS yang berkelanjutan.

 

-

Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK Triyono dalam sambutannya mengatakan saat ini mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa instrumen keuangan syariah. Keuangan syariah tidak hanya terdiri dari perbankan syariahnya saja, tetapi terdapat juga Pasar Modal Syariah dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah.

“OJK percaya Blogger memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat di era digital dengan konten-konten edukatif dan bermanfaat,” lanjutnya.

Menurut Triyono, meningkatnya tingkat literasi keuangan juga tidak lepas dari peran para Blogger, khususnya yang menulis tentang topik-topik keuangan.

“Semoga saja acara ini menjadi ruang silaturahmi, sharing, dan diskusi antara Blogger dan OJK,” tambahnya lagi,” imbuhnya.

Talkshow interaktif pun dimulai. Dalam kesempatan itu, dihadirkan tiga pembicara sekaligus yakni Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Perbankan Syariah OJK Setiawan Budi Utomo, Deputi Direktur Pasar Modal Syariah Mohammad Touriq, dan Direktur IKNB syariah Moch Muchlasin. Talkshow dimoderatori oleh COO Kompasiana, Iskandar Zulkarnaen.

Di dalam Roadmap Perbankan Syariah (2015-2019) diterangkan visi Perbankan Syariah yakni berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi. Dari visi ini dapat dilihat bahwa ekonomi syariah sesungguhnya juga memiliki nilai-nilai yang sama dengan nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia serta tujuan pembangunan nasional.

Memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai keuangan syariah ini bukan perkara mudah.

“Apa sih yang dimaksud bebas riba, gharar dan maysir itu? Apalagi jenis-jenis transaksinya, pasti butuh satu semester,” ungkap Setiawan Budi Utomo.

-

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2016 menunjukkan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah nasional masing-masing sebesar 8,11 dan 11,06 persen. Jika dilihat secara sektoral, tingkat literasi dan inklusi perbankan syariah mencapai 6,63 dan 9,61 persen.

Artinya, sebenarnya masyarakat sudah mulai menggunakan produk perbankan dan keuangan syariah namun belum banyak yang paham mengenai produk perbankan dan keuangan syariah itu sendiri.

Narasumber selanjutnya menjelaskan mengenai Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah.

“Mungkin IKNB lebih tidak terdengar familiar ya? Ada yang pernah mendengar kasus asuransi Pandawa?” ucap Mochlasin membuka sesinya dengan menyegarkan ingatan blogger mengenai asuransi bodong yang belum lama merebak.

“Jadi, IKNB Syariah ini industri keuangan di luar perbankan dan pasar modal yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Bentuknya, ada yang full syariah dan ada yang Unit Usaha Syariah (UUS). Atau hanya sebagian kegiatan perusahaan saja yang menggunakan prinsip syariah,” lanjutnya lagi.

Narasumber terakhir, Touriq, menjelaskan mengenai pentingnya investasi di dalam pasar modal syariah. Menurutnya pada tahun 2017 ini, ada 351 saham syariah.

“Daftar saham syariah di-screening terlebih dahulu. Pertama, dari sisi business screening dilihat bebas barang haram, bebas riba, gharar dan maysir,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Touriq, dilakukan juga financial screening dengan melihat apakah utang berbasis bunga dibandingkan total aset tidak lebih dari 45 persen, dan pendapatan non-halal dibandingkan pendapatan halal tidak sampai 10 persen.

-

Ketika sesi tanya-jawab dibuka, para peserta berebut ingin bertanya. Salah seorang Kompasianer bertanya mengenai produk syariah yang dianggap lebih mahal. Hal ini juga diakui dan sudah ada arah strategis untuk memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki efisiensi.

Selama acara berlangsung, peserta ditantang juga untuk mengikuti flash blogging, Instagram competition dan tweet competition. Para blogger tampak serius menyimak, mengetik materi-materi bermanfaat yang didapatkan hingga tak sadar waktu berlalu.

Saatnya berbuka puasa telah tiba, para peserta pun berbuka dengan menu-menu yang telah dihidangkan. Disaat para peserta sibuk mengunggah tulisannya, mereka juga dihibur oleh musik akustik dan penampilan komika Panca Atis hingga tiba pengumuman pemenang.

Selamat buat para pemenang! (Pringadi Abdi Surya)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com