Advertorial

Pindah ke Investasi Syariah? Ini Pertimbangannya

Kompas.com - 22/06/2017, 18:36 WIB

Saat ini cukup banyak orang yang berniat memindahkan investasi ke sistem syariah. Bagaimana prospek investasi di saham syariah atau reksa dana syariah? Bila dibandingkan investasi konvensional, bagaimana imbal hasilnya?

Jika Anda termasuk orang yang berniat pindah ke investasi syariah, ada baiknya ketahui dulu beberapa hal berikut.

Apa yang dimaksud Saham Syariah, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Indeks (JII)?

ISSI dan JII adalah indeks saham yang berisi kumpulan saham-saham syariah. Untuk masuk ke dua indeks syariah ini, saham-saham syariah harus memenuhi beberapa ketentuan.

Pertama, perusahaan tersebut tidak memiliki usaha yang bertentangan dengan prinsip riba seperti perbankan. Perusahaan juga tidak menjual barang atau jasa yang bertentangan dengan prinsip Islam.

Perusahaan yang menjalankan usaha perdagangan yang tidak disertai penyerahan barang/jasa ataupun ada ketidakpastian juga tidak masuk ke dalam saham syariah.

Syarat kedua bagi saham syariah adalah perusahaan tersebut tidak memiliki utang yang jumlahnya maksimal 45 persen dari total aset. Perusahaan juga dilarang memiliki total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal sebanyak maksimal 10 persen dari pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain.

Bagaimana kinerja saham dan indeks syariah?

Kamu perlu tahu bahwa saham perbankan, tidak masuk ke dalam saham syariah. Padahal, peran saham perbankan di pasar saham Indonesia sangat besar. Bila saham sektor perbankan turun, biasanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan turun juga.

Maret 2017 lalu, kapitalisasi pasar saham di Indonesia sebesar Rp 6,1 triliun. Aset perbankan konvensional di Indonesia jumlahnya lebih besar sebesar Rp 6,5 triliun. Di pasar saham, saham sektor perbankan biasanya juga merupakan sektor paling sering ditransaksikkan.

Meski tanpa sektor perbankan, saham syariah bukannya tidak menarik. Di tengah pasar yang bergejolak, ISSI dan JII biasanya lebih stabil. Seperti dilansir Smart-money.co dari Kontan, sampai 26 Mei 2017, indeks ISSI tumbuh 6,62 persen. Pada periode yang sama tersebut, JII juga tumbuh 6,25 persen.

Haruskah pindah ke investasi syariah?

Tergantung pada profil risiko dan tujuan investasimu. Menariknya, di Indonesia, peminat saham dan investasi syariah tidak hanya Muslim saja. Selama ini, investasi di sektor syariah terbukti memberikan imbal hasil yang juga tidak kalah dengan konvensional.

Sumber: Smart-money.co

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com