Advertorial

Besarnya Potensi Suatu Kawasan menyebabkan ‘Senin Harga Naik’ (Bagian 1)

Kompas.com - 23/06/2017, 10:47 WIB

Istilah ini pastinya sering Anda dengar pada iklan televisi, khususnya pada iklan produk produk properti. Apabila diartikan secara harfiah, maka istilah ini bertujuan untuk menginformasikan bahwa pada hari Senin esok harga properti tersebut sudah naik.

Benarkah demikian?

Pada dasarnya, istilah ‘Senin harga naik’ ini digunakan oleh para pemasar properti untuk menggambarkan besarnya potensi lokasi suatu kawasan properti. Semakin strategis kawasan sebuah properti akan berakibat pada tingginya minat konsumen dan menjadi rebutan banyak pihak. Pada akhirnya ini akan menyebabkan harga jual properti yang ditawarkan menjadi naik.

Nah, bagi para konsumen yang masuk kategori first time buyer alias pembeli properti pertama kali, perubahan harga bisa jadi menyesakkan. Sebab ketika mereka sedang menyiapkan anggaran, nilai properti tersebut sudah mengalami perubahan pada tiga atau empat bulan kemudian. Ibu rumah tangga Rahayu Iswanto menjadi salah satu orang yang mengalaminya.

“Sebelum puasa, saya berkunjung ke salah satu perumahan di Depok. Harga rumah minimalis yang saya idamkan masih dibandrol Rp 300 jutaan. Tapi setelah kembali lagi pada akhir November kemarin harganya sudah naik menjadi Rp 330 Juta,” ungkapnya.

Alasan kenaikan harga tersebut tidak lain karena sisa unit yang tinggal sedikit. Sales Manager Kebagusan Terrace Stephanie Cassandra menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor yang mendorong pengembang melakukan koreksi harga secara cepat.

“Umumnya, pengembang melakukan perubahan harga di awal dan pertengahan tahun. Namun terkadang perubahan nilai jual juga bersifat situasional. Jika pasar sedang bagus, pengembang menaikkan harga. Tetapi jika sedang lesu, pengembang tidak melakukannya,” ungkap Stephanie.

Faktor lainnya, lanjut Stephanie, adalah perubahan nominal PBB berikut NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Bila harga tanah berubah harga jual juga pasti berubah. Harganya bisa naik di awal tahun biasanya karena dasar pengenaan PBB sudah terbit di Februari.

Selain itu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta bahan baku bangunan juga menjadi faktor yang mempengaruhi strategi pengembang dalam menentukan harga. Setiap ada koreksi harga BBM atau material bangunan, mau tidak mau harga jual properti pun turut naik mengingat keduanya masuk perencanaan biaya produksi.

Berlanjut ke bagian kedua.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com