Advertorial

Kenali Lebih Lanjut Teknologi Internet of Things

Kompas.com - 26/06/2017, 22:22 WIB

Kemudahan yang dihadapi manusia dengan adanya berbagai teknologi mengubah banyak hal. Salah satunya adalah dengan memakai teknologi pada tubuh untuk mendeteksi kondisi tubuh saat beraktivitas.

Selain itu, kemajuan teknologi juga bisa digunakan untuk mengendalikan mesin cuci lewat ponsel pintar. Hal semacam itu dikenal dengan internet of things (IoT).

Semua itu bisa terhubung jaringan internet melalui sensor. Jadi, perangkat akan menerima data dan menyajikan pada pengguna. Sensor inilah yang bertugas mendeteksi getasan, suhu, hingga gas.

Menurut data CEO Moff Inc Albert Chu, saat ini sekitar 70 persen penggunaan teknologi IoT adalah untuk keperluan konsumen ritel. Perangkat berbasis sensor pun kini makin beragam, mulai dari pelacak kebugaran, mobil dengan jaringan internet, hingga ponsel pintar itu sendiri.

Membicarakan pelacak kebugaran, salah satu yang terbaik adalah milik Nike. Perusahaan ini memasang sensor di telapak sepatunya untuk mendeteksi detak jantung melalui Nike FuelBand.

“Pakaian dengan sensor milik kami disambut baik di Indonesia meski harganya premium. Bahkan, FuelBand sempat habis. Apalagi, saat itu masih jarang sepatu dengan sensor,” ujar Country Marketing Lead Nike Indonesia Arief Tjakraamidjaja.

Produk berteknologi IoT membuktikan bahwa produk Nike sudah maju. Konsep IoT sendiri mewakili konsep perusahaan inovatif dari Nike. Konsep IoT Nike pun kini mengalami perubahan, bukan lagi soal produksi perangkat, melainkan pengembangan aplikasi.

Oleh sebab itu, Nike kini lebih banyak bekerja sama merek yang memproduksi perangkat keras elektronik berbasis internet seperti ponsel pintar Android dan iOS. FuelBand sendiri merupakan hasil kerja sama Nike dengan Apple lewat Apple Watch.

Alasan Nike lebih fokus menggarap aplikasi IOT adalah fakta bahwa banyak konsumen yang tak terlalu nyaman menggunakan banyak perangkat di tubuhnya. “Kadang, konsumen harus memakai gelang khusus atau pelacak lain. Ini merepotkan. Pada akhirnya mereka hanya membawa satu perangkat, ponsel pintar. Karenanya kini kami fokus ke aplikasi IoT,” ungkap Arief.

Dari sisi bisnis, Nike mengklaim hal ini tak ada hubungannya dengan bisnis. Gimmick IoT akan memberikan nilai tambah untuk produk Nike. Bagi Arief, inovasi pada aplikasi dibuat untuk masyarakat berolahraga.

“Jadi, kami tak membuat khusus pengguna Nike saja. Sepatu apa pun bisa karena basis sensornya ada di ponsel pintar. Jadi, murni untuk edukasi,” ujar Arief. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com