Advertorial

Pertimbangkan Hal Ini Untuk Tentukan Jenis Bisnis “Online” yang Prospektif

Kompas.com - 28/06/2017, 16:48 WIB

Bisnis e-commerce masih menjamur. Banyaknya kemudahan yang ditawarkan adalah salah satu faktor penyebabnya.

Dilansir dari Smart-money.co, data dari IDC menyebutkan, besar pasar e-commerce pun diperkirakan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2020 mendatang. Tahun lalu, besar pasar e-commerce mencapai 469,1 juta dollar AS atau setara Rp 6,24 triliun.

Perkiraannya, tahun 2017 pasar e-commerce akan membesar menjadi 966,5 juta dollar AS atau Rp 12,85 triliun dan mencapai 1.864 juta dollar AS atau setara Rp 24,8 triliun. Dari proyeksi ini, nampaknya peluang mendapat keuntungan dari bisnis e-commerce cukup menggiurkan.

Nah, jika Anda terpikir untuk memulai bisnis online, tentukan dulu bisnis apa yang cocok dan punya peluang besar. Anda bisa memutuskan dengan cara melihat perilaku, aktivitas, serta faktor-faktor yang mendorong konsumen berbelanja online.

Menurut IDC, ketika mengakses internet, orang Indonesia kebanyakan masih fokus pada komunikasi, hiburan dan media sosial. Terbukti, sebanyak 17,8 persen kegiatan orang Indonesia saat sedang online adalah mengakses surat elektronik (email).

Sementara 17,3 persen orang mengakses hiburan, 15,6 persen mengakses media sosial pribadi, 14,6 persen orang membaca berita, 12,9 persen orang membangun jejaring profesional, dan 8,4 persen bermain game online.

Ada 13,3 persen orang yang berbelanja online. Artinya, ada proses jual-beli dan peluang yang bisa Anda dapatkan dari sini. Setelah ini, Anda wajib mengetahui faktor-faktor yang mendorong dan menghambat seseorang belanja online.

Pendorong terbesar orang berbelanja daring adalah kenyamanan (82,6 persen), fleksibilitas waktu (65,1 persen), promosi menarik (54,4 persen), kemudahan pembelian (36,6 persen), dan ragam produk (28,9 persen).

Sedangkan faktor penghambatnya adalah tidak bisa mencoba barang (68,5 persen), spesifikasi produk yang tidak jelas (57,7 persen), metode pembayaran yang tidak aman (57,7 persen), penipuan (44,3 persen), dan proses pembelian yang rumit (14,1 persen).

Faktor-faktor di atas bisa Anda jadikan pertimbangan untuk menyusun strategi bisnis online. Yang pasti, bisnis yang Anda rintis harus memberi solusi atau menjawab keresahan konsumen.

Yang juga penting, saat mulai membuat bisnis online, jangan lupa sederhanakan proses pembelian maupun pembayaran barang. Pastikan juga keamanannya. Dengan demikian, konsumen akan lebih percaya untuk membeli dari situs yang Anda buat.

Lalu, produk apa yang harus Anda jual di situs Anda? Menurut hasil riset IDC, saat ini konsumen masih terfokus pada pembelian produk fashion dan kebutuhan pelesir. Kedua produk ini memiliki persentase pembelian tertinggi dibanding produk lain seperti kebutuhan harian, elektronik, dan gawai (gadget).

Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com