Advertorial

Kenali Untung Ruginya Sebelum Masuk ke Investasi Emas

Kompas.com - 11/07/2017, 11:46 WIB

Emas sejak dulu selalu dianggap sebagai alat investasi yang aman dan menguntungkan. Perencana Keuangan Pandji Harsanto juga membenarkannya dengan mengatakan bahwa emas memiliki banyak keunggulan.

Secara tenor, emas memang cocok untuk investasi jangka pendek maupun menengah. Namun tahukah kamu sebetulnya di mana saja letak keunggulannya?

Pertama, apabila ditarik data 10 tahun terakhir, investasi emas bisa memberi imbal hasil hingga 18 per tahun per tahun. Perhitungan konservatif kenaikan harganya sekitar sebesar 15 persen per tahun. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata inflasi per tahun.

Dengan kata lain, menyimpan emas tidak akan membuat nilai investasi tergerus inflasi tahunan. Emas juga sering disebut sebagai safe haven yang  dijadikan sebagai alat pelindung nilai.

Karakteristiknya ini membuat investasi emas masuk untuk kategori tipe investor yang tidak sanggup menerima risiko kerugian investasi besar, atau investor konservatif. Ini cocok untuk kamu yang sedang menabung untuk dana darurat atau pendidikan anak di jangka pendek.

Kedua, nilai gadai emas cukup tinggi. Angkanya sekitar 90 persen dari nilai jualnya. Hal ini tentu saja membuat kamu leluasa mengatur ulang kebutuhan bila terjadi hal-hal di luar rencana.

Namun dari keunggulannya tersebut kita juga tidak boleh menutup mata akan kekurangan emas, yaitu dibutuhkan tempat aman dan khusus untuk menyimpannya.

Bila kamu berinvestasi mobil, properti, atau reksa dana, kamu punya surat kepemilikan sah. Namun, tidak dengan emas. Bila terjadi sesuatu dengan simpanan emasmu, secara otomatis, kepemilikan emas berpindah tangan. Karena itu penyimpanan emas harus dilakukan secara aman.

Brankas rumah bisa menjadi salah satu alternatif. Namun, tempat paling baik adalah Safe Deposit Box di bank.

Saat ini, berinvestasi emas juga menjadi lebih mudah dan murah. Beberapa lembaga keuangan seperti perbankan syariah juga sudah memiliki produk menabung emas.

Kamu juga tidak perlu langsung beli banyak karena bisa dicicil.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com