Advertorial

Sampah Juga Bisa Hasilkan Cuan

Kompas.com - 11/07/2017, 19:01 WIB

Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Tentu saja karena sifatnya itu, sampah adalah suatu hal yang harus disingkirkan agar tidak mengganggu.

Namun selama manusia tetap hidup dan beraktivitas, manusia tidak akan pernah bisa lepas dari sampah. Karena manusia jugalah yang memproduksi sampah.

Sebetulnya, sampah tidak selalu menjadi barang yang tidak berguna sehingga harus disingkirkan. Sampah juga bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Seperti yang dilakukan Iqra Putra Sanur.

Iqra memutuskan mendirikan bisnis pengangkutan dan pengolahan sampah melalui Moshi-Moshi Spesialis Sampah. Iqra mengaku mendapat ide mengelola sampah setelah kembali dari merantau ke kampung halamannya di Sugguminasa, Gowa, Sulawesi Selatan.

Mahasiswa lulusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Institut Pertanian Bogor itu sudah menggeluti bisnis ini sejak 2014. Setelah Iqra mengikuti beberapa seminar kewirausahaan, ia makin yakin untuk merancang bisnis ini menjadi lebih menjanjikan.

“Suka ada yang mengeluh jadwal pengangkutan sampah yang tidak teratur,” ujarnya.

Awalnya ia memelopori bisnis ini secara mandiri. Kemudian pada tahun 2016, ia mulai membentuk tim. Fokus utama Moshi-Moshi Spesialis saat ini memang pada pengangkutan sampah.

Iqra saat ini mengandalkan tiga armada pengangkut sampah yang beroperasi enam hari dalam sepekan untuk mengumpulkan sampah dari para klien. Pelanggan Iqra saat ini mulai dari perumahan, restoran, kafe, dan sekolah.

Ada beberapa paket pengangkutan dari Moshi-Moshi Spesialis Sampah. Namun, saat ini umumnya menggunakan paket door to door.

Pelanggan yang memilih layanan ini dikenakan biaya Rp 25.000 per bulan untuk tiga kali pengangkutan sampah dalam sepekan. Bagi pelanggan yang ingin pelayanan lebih, ada paket jasa angkut sampah tiap hari dengan biaya Rp 45.000 per bulan.

Moshi-Moshi Spesialis Sampah menerapkan sistem jemput bola untuk pembayarannya. Jadi, pelanggan tak perlu repot mengantarkan atau trasfer. Staf Moshi-Moshi akan berkeliling tiap bulan untuk memungut biaya bulanan.

Di awal beroperasi, sampah anorganik Moshi-Moshi sempat dijual ke pabrik pengolahan. Namun kini, sampah itu dicacah dan disimpan di gudang sendiri. Untuk sampah organik, Iqra membuangkan ke kontainer milik pemerintah.

Omzet bulanan Iqra bisa mencapai Rp 10 juta. “Mudah-mudahan omzet bisa terus meningkat,” ujarnya.

Tiap armada Moshi-Moshi berkapasitas 500 kg dan disebar ke 250-300 unit pelanggan. Melalui armada tersebut, Moshi-Moshi bisa mengumpulkan 500 kg hingga 1 ton sampah. Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah antara organik dan non organik.

“Biasanya 60 persen sampah yang dikumpulkan adalah non organik,” ungkap Iqra.

Akhir tahun lalu, Iqra mendapat investor untuk mendirikan pabrik pengolahan sampah. Nantinya, sampah organik akan diolah menjadi biogas. Sementara sampah non organik dicacah untuk diolah kembali hingga pendapatan bisa bertambah.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com