0
Kilas

Ijen Green Run Tahun Kedua Makin Diminati

Kompas.com - 13/07/2017, 18:10 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - 'Banyuwangi Ijen Green Run' akan kembali digelar pada 23 Juli 2017 mendatang. Gelaran lomba lari yang memadukan lintasan berbagai bentang alam atau yang populer disebut dengan trail run ini makin diminati oleh pelari dari seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi Wawan Yadmadi mengatakan, sekitar 400 peserta sudah mendaftarkan diri. Mereka berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Kediri, Madiun, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Denpasar, Buleleng, Badung, Jember, Pasuruan, Situbondo. Ada juga peserta dari Bekasi, Tangerang, dan Palangkaraya.

"Jumlah peserta dari waktu ke waktu terus bertambah karena pendaftarannya online. Juga ada peserta dari luar negeri, seperti Jerman, Thailand, Kenya, dan beberapa lagi," ujar Wawan.

'Banyuwangi Ijen Green Run 2017' masih akan berlokasi di Desa Tamansari, Kecamatan Licin di kaki Gunung Ijen. Tak seperti perlombaan trail run yang lain, 'Banyuwangi Ijen Green Run' tidak akan membawa pelari hingga ke puncak gunung. Walau pun demikian, pelari akan disuguhkan bentang alam yang tak kalah menantang.

Para pelari akan melintasi lereng, tanjakan curam, belantara perkebunan cengkeh, hutan mahoni, lansekap sawah, dan menyeberangi sungai dengan latar Pegunungan Ijen.

Peserta Banyuwangi Ijen Green Run saat melintasi sungai, Sabtu (3/12/2016).KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Peserta Banyuwangi Ijen Green Run saat melintasi sungai, Sabtu (3/12/2016).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya menyiapkan rute yang lebih menantang pada penyelenggaraan kedua ini.

"Para peserta akan ditantang dengan rute tanjakan serta melintasi berbagai bentang alam kawasan Gunung Ijen Banyuwangi," kata Anas.

'Banyuwangi Ijen Green Run 2017' terbagi dalam tiga kategori, yaitu kelas 5K, 15K, dan 27K. Pada setiap kategori, panitia menyiapkan hal-hal pendukung untuk kelancaran lomba. Seperti pada lomba kategori terjauh yakni 27K, panitia menyiapkan 9 water station, tiga fruit station, lima pos kesehatan, dan dua ambulans.

Penempatan hal-hal pendukung itu disesuaikan dengan potensi kejadian pada saat lomba. Seperti peletakan water station dan fruit station di kilometer 10 tempat peserta akan memasuki turunan tajam. Juga peletakan ambulans, water station, pos kesehatan, dan fruit station di kilometer 16 saat peserta harus naik hampir 500 meter setelah turun di kilometer kesepuluh.

"Pelaksanaan lomba ini dirancang dengan serius. Meski medan yang disuguhkan cukup menantang dengan trek naik turun, para peserta akan mendapatkan perlindungan maksimal. Sepanjang rute akan disediakan pos-pos kesehatan bagi para peserta yang kemungkinan mengalami kelelahan. Titik-titik istirahat juga kami siapkan di sepanjang rute," papar Wawan.

Peserta Banyuwangi Ijen Green Run saat mendaki Bukit Seno, perkebunan Kalibendo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (3/12/2016).KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Peserta Banyuwangi Ijen Green Run saat mendaki Bukit Seno, perkebunan Kalibendo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (3/12/2016).

Tak hanya disuguhi bentang alam kaki Gunung Ijen yang asri, peserta juga bisa menikmati suasana pedesaaan sekaligus menyaksikan warga yang mengolah komoditas perkebunan di sejumlah titik.

”Bisa dibayangkan asyiknya. Berolahraga di kaki gunung dengan menaklukkan tanjakannya, lalu melintasi hulu sungai dari mata air Gunung Ijen. Belum lagi mata disejukkan dengan pemandangan terasering sawah yang membentang hijau. Pokoknya lengkap, dari perkebunan, hutan, alam perdesaan, hingga melintasi sungai,” ujar Anas.

'Banyuwangi Ijen Green Run' pertama digelar pada Desember 2016. Pelaksanaan lomba ini merupakan upaya promosi desa di kaki Gunung Ijen yang kaya potensi wisata. (KONTRIBUTOR BANYUWANGI/ FIRMAN ARIF)

 

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com