Advertorial

Sebelum Investasi Reksa Dana, Pahami dan Kenali Prinsip Wajib Ini

Kompas.com - 24/07/2017, 11:27 WIB

Salah satu instrumen investasi yang memberikan imbal hasil lebih besar dibanding tabungan adalah reksa dana. Nah, jika Anda berencana masuk ke reksa dan untuk menambah portofolio investasi, sebaiknya Anda memahami aturan main yang ada agar tujuan keuangan bisa tercapai.

Seperti dilansir dari Kontan, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto memberikan lima prinsip dasar reksa dana yang wajib diketahui. Pertama adalah spesifik. Dalam investasi reksa dana, tentukan tujuan keuangan secara jelas.

Dengan demikian, Anda bisa tahu persis alasan investasi dan kapan saatnya untuk berhenti ketika tujuan keuangan tercapai. Tujuan keuangan spesifik misalnya mempersiapkan dana pensiun, sekolah anak, atau membeli rumah, kendaraan, hingga naik haji.

Kedua adalah terukur. Jika sudah mengetahui tujuan keuangan yang spesifik, Anda bisa lebih mudah menentukan nilainya. Misalnya, tujuan keuangan Anda adalah menyiapkan dana pendidikan anak masuk sekolah dasar (SD). Anda harus tahu besaran dana tersebut, misalnya Rp 20 juta. Dengan begitu Anda akan fokus kepada tujuan tersebut.

Ketiga dan keempat, dapat dicapai dan relevan. Prinsip ini untuk melihat apakah tujuan keuangan yang ingin Anda capai cukup realistis dan relevan jika dilihat dari kondisi keuangan saat ini maupun hasil investasi yang berlaku sekarang.

Perencana keuangan independen Pandji Harsanto menyarankan Anda memiliki beberapa skenario. Misalnya, tujuan keuangan membeli kendaraan. Untuk skenario optimistis, Anda bisa mematok target Rp 500 juta. Sementara untuk skenario konservatif, target perolehan Rp 250 juta.

Dari skenario tersebut, sesuaikan dengan kondisi keuangan saat ini. Misalnya, dari penghasilan Rp 10 juta sebulan, alokasikan 30 persen untuk investasi. Tujuan keuangan pun menjadi relevan dan bisa dicapai.

Kelima adalah jangka waktu. Jangka waktu merupakan komponen terpenting untuk tujuan keuangan. Selain menentukan jenis reksa dana pilihan, jangka waktu juga berpotensi menyebabkan perubahan pada nilai tujuan keuangan karena adanya inflasi.

Jangka waktu juga akan menentukan nilai investasi yang harus dipenuhi. Misalnya, bila ingin menyiapkan dana kuliah anak 10 tahun ke depan. Bila saat ini biaya kuliah mencapai Rp 500 juta dan asumsi inflasi 10 persen per tahun, maka kebutuhan dana 10 tahun ke depan adalah Rp 1,3 miliar.

Melalui asumsi imbal hasil reksa dana saham sebesar 20 persen per tahun, maka investor harus berinvestasi Rp 3,8 juta per bulan selama 10 tahun agar tujuan keuangan tercapai. Nah, jika jangka waktu tujuan keuangan adalah 15 tahun, kebutuhan investasi berubah menjadi Rp 2,08 miliar dengan asumsi inflasi tetap 10 persen. Sedangkan kebutuhan investasi per bulan untuk mencapai target menjadi sebesar Rp 2,18 juta. (Adv)

Sumber : smart-money.co 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com