kabar ketenagakerjaan

Tingkatkan Tenaga Kerja Terampil, BLK Fokuskan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kompas.com - 24/07/2017, 19:49 WIB

Sebagai negara berkembang, Indonesia berpotensi menjadi ekonomi ke-7 terbesar di dunia pada 2030. Hal tersebut dapat terwujud jika Indonesia memiliki 113 juta tenaga terampil. Namun, hingga saat ini, Indonesia baru mengantongi 57 juta orang tenaga terampil.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2017 tercatat sebanyak 131,55 juta orang masih didominasi oleh individu-individu berlatar belakang pendidikan rendah. Angka tersebut terdiri dari lulusan pendidikan dasar sebesar 54,44 persen, sekolah menengah sebesar 28,13 persen, sekolah tinggi sebesar 12,26 persen, dan angakatan kerja yang tidak mengenyam bangku pendidikan formal sebanyak 3,17 persen.

"Artinya Indonesia membutuhkan suplai tenaga kerja terampil sebanyak 3,7 juta pertahunnya. Kami terus melakukan percepatan penyediaan tenaga kerja terampil dengan melibatkan dunia industri, asosiasi pengusaha dan serikat pekerja atau serikat buruh,” ujar Kepala BBPLK Serang Fauziah dalam acara Press Tour Kemnaker 2017, Jumat (21/07/2017).

Oleh sebab itu, salah satu cara untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja terampil Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan industri, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terus memaksimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) dengan konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).

Pelatihan berbasis kompetensi ditopang oleh tiga pilar utama, pertama, untuk membangun SDM unggul berbasis kompetensi diperlukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kedua, Pelatihan Berbasis Kompetensi yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan di tempat kerja.

Pilar selanjutnya adalah sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai standar kompetensi, serta dilaksanakan oleh lembaga yang memiliki otoritas.

Fauziah menjelaskan, pembekalan ketrampilan melalui PBK yang diaplikasikan oleh balai-balai pelatihan kerja menjadi alternatif dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan global yang semakin ketat. Terlebih saat ini jumlah angkatan kerja di Indonesia masih didominasi oleh lulusan pendidikan SD-SMP ke bawah. 

“Lulusan BLK akan menjadi tenaga kerja yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing tinggi tapi juga tersertifikasi sehingga cepat diserap industri,” kata Fauziah.

Saat ini, BLK yang tersebar di seluruh Indonesia sejumlah 301. Sebanyak 17 BLK merupakan BLK UPTP atau milik pemerintah pusat, sedangkan sisanya adalah BLK UPTD milik pemda provinsi dan kabupaten/kota.

Demi memaksimalkan peran BLK dalam mencetak tenaga terampil, Kemenaker membuat terobosan melalui program 3R BLK, yaitu revitalisasi, rebranding, dan orientasi BLK. Program ini akan menjadikan BLK yang berada di bawah Kemenaker maupun di daerah untuk menciptakan tenaga kerja secara masif dan fokus sesuai dengan kebutuhan industri.

Pada awal tahun ini, Menteri Ketenagakerjaan M.Hanif Dhakiri telah menunjuk tiga Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja dalam program 3R tahap pertama yaitu BBPLK Bekasi, BBPLK Serang, dan BBPLK Bandung. Harapan dari penunjukan tersebut supaya BLK fokus dan masif memproduksi tenaga kerja melalui program tersebut.

Senada dengan pemerintah pusat dalam menciptakan tenaga kerja terampil dari BLK, BBPLK Serang sendiri mempunyai dua program pelatihan kerja berdasarkan 3R BLK, yaitu teknik las dan teknik listrik.

Sejak 2001, BBPLK Serang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu program pelatihan Teknisi Ahli yang diadopsi secara utuh dari program pelatihan dari negara-negara maju seperti Austria. Program ini merupakan unggulan dari BBPLK Serang karena mendapat tanggapan positif dari dunia industri yang memberdayakan lulusan program ini, utamanya industri yang membutuhkan tenaga kerja multi guna.

Program tersebut berdurasi dua tahun, meliputi in house training dan on the job training untuk kejuruan Las Industri, Mesin Industri, Elektronika Industri dan Mekatronika. Peserta akan dibekali pelatihan dengan kompetensi yang mengantisipasi perubahan teknologi dan kualifikasi pekerjaan yang berubah cepat serta pengetahuan manajemen pemasaran, perilaku organisasi dan hubungan industrial.

“Peserta pelatihan kemudian akan diuji kompetensi sebagai bentuk pengesahan atas kompetensi yang ditempuh selama pelatihan yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),”ujar Fauziah.

Tiap tahunnya, rata-rata BBPLK Serang mencetak tenaga kerja terampil dari jurusan teknik las, teknik  listrik, dan lainnya. Sedangkan penempatan rata-rata lebih dari setengah lulusan segera terserap industri. 

“Sesuai arahan Menaker di program 3R BLK agar masif dan fokus, untuk tahun ini jumlah peserta  pelatihan di BBPLK Serang pada tahun 2017 meningkat 6 kali lipat dari jumlah tahun-tahun sebelumnya khususnya pada kejuruan las dan listrik,” kata Fauziah.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com