Advertorial

OPERASI TIDAK JAMIN KESEMBUHAN LIMFOMA (Kanker Kelenjar Getah Bening)

Kompas.com - 25/07/2017, 09:22 WIB

Limfoma adalah hasil transformasi maligna dari limfosit, umumnya ciri-ciri limfoma adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang sering muncul pada salah satu atau kedua sisi leher, dan secara bertahap dapat menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya. Gejala awal limfoma tidak signifikan, kecuali pada bagian kompresi saraf lokal atau invasi, berdasarkan tingkat dan lokasi pembengkakan kelenjar getah beningnya, dapat muncul kompresi yang berbeda. Jadi, banyak sekali pasien limfoma yang terdiagnosa pada stadium lanjut, kalau begitu apa saja metode pengobatan limfoma? Selain metode pengobatan konvensional seperti operasi, kemoterapi dan radioterapi, apa ada metode pengobatan yang lain?

Pengobatan konvensional limfoma terdiri dari 4 jenis, antara lain radioterapi, kemoterapi, operasi dan terapi kombinasi sistemik. Ahli onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menuturkan bahwa metode operasi bukanlah metode pengobatan limfoma terbaik. Karena metode tersebut memiliki banyak keterbatasan, selain harus mempertimbangkan masalah disfungsi, bagian fungsional dari tumor tersebut juga tidak cocok untuk tindakan operasi. Tingkat keberhasilan pasca operasi yang cenderung rendah menyebabkan pasien sering kali harus menjalani tindakan lanjutan, seperti radioterapi atau kemoterapi. Meskipun obat kemoterapi dapat membunuh sel-sel kanker secara cepat, namun juga dapat merusak sel-sel normal lainnya. Kemoterapi juga menimbulkan berbagai efek samping, seperti mual, muntah, rambut rontok, leukopenia dan sebagainya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pasien limfoma asal Indonesia, Filipina, Singapura dan berbagai negara Asia Tenggara lainnya yang berobat ke China. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa teknologi pengobatan limfoma di rumah sakit lokal hanya berupa metode konvensional seperti operasi, radioterapi dan kemoterapi. Metode pengobatan ini menimbulkan penderitaan yang serius bagi para pasien, dan memiliki hasil yang kurang efektif.

Fakta membuktikan bahwa pilihan berobat di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah tepat. Pada Juni 2015, pasien asal Indonesia – Koesmintarti Prasanto didiagnosa limfoma, ia mengikuti saran dokter di rumah sakit lokal untuk menjalani operasi, namun ternyata tindakan operasi sama sekali tidak meringankan kondisi penyakitnya. Sebaliknya, bagi wanita usia 78 tahun ini, tindakan operasi membuatnya dirinya merasakan rasa sakit dan memperburuk kondisi fisiknya. Setelah mengetahui informasi tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, ia memutuskan untuk menjalani pengobatan kanker di China. Setelah menjalani pengobatan minimal invasif seperti Intervensi dan Imunoterapi, kondisinya jauh membaik, ukuran tumornya mengecil dan kondisi fisiknya pun sangat stabil.

Ahli onkologi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou – Peng Xiaochi mengatakan bahwa rumah sakit saat ini menggunakan metode “Terapi Multidisiplin Individual” untuk mengobati limfoma, berdasarkan kondisi patologi, stadium penyakit dan kondisi umum pasien, dokter akan menerapkan metode pengobatan yang komprehensif. Sehingga dapat membantu penyembuhan dan meringankan penderitaan yang dialami pasien. Hal inilah yang menjadi alasan utama para pasien limfoma di Asia Tenggara untuk berobat di China.

Apakah Anda atau kerabat ada yang menderita Limfoma atau kanker lainnya dan sedang mencari pengobatan medis tanpa operasi dan kemoterapi? Konsultasikan keluhan Anda di sini atau call center kami +62812 978 978 59 (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com