Advertorial

Enam Pedoman dalam Mengelola Investasi

Kompas.com - 26/07/2017, 14:00 WIB

Saat memutuskan berinvestasi, seseorang tentu harus siap dengan segala keuntungan atau risiko yang mengikutinya. Dalam mengelola investasi, wajar saja bila seseorang berekspektasi tentang seberapa besar keuntungannya. Namun, risiko yang bakal menimpa juga tidak bisa dihindari.

Meski begitu, Anda masih bisa mengantisipasi rasa panik jika terjadi risiko yang lebih besar. Atau setidaknya, Anda bisa mengatur strategi untuk membuat portofolio investasi yang baik. Caranya, dengan belajar dari para ahlinya.

Anda bisa belajar dari jurnalis sekaligus penulis buku investasi, John F Wasik. Dilansir dari Smart-money.co, beberapa waktu lalu, ia menulis untuk CNBC mengenai enam pelajaran penting dalam investasi. Tulisan tersebut berdasarkan pengalaman investasinya yang sudah ia lalui selama 60 tahun.

Pertama, hati-hati dengan "buasnya" pasar keuangan. Di pasar ini, investor tak lagi hanya mencari dividen dan imbal hasil. "Hampir tak mungkin mengetahui kapan waktu terbaik membeli dan menjual. Sering kali, justru kamu yang akan buntung," begitu pesannya.

Wasik juga belajar banyak dari John Maynard Keynes. Menurutnya, Keynes adalah investor terbaik selama perang dunia. Keynes berpesan bahwa ekspektasi dan emosi adalah dua hal yang akan bermanfaat bagimu. Namun, di lain pihak, dua hal itu juga bisa membuat Anda gagal.

Kedua, jangan hiraukan godaan pasar. Wasik percaya, tidak ada satu orangpun yang bisa menebak dengan tepat apa yang bisa terjadi pada pasar keuangan. Penerima Nobel di bidang Ekonomi Joseph Stiglitz berpesan pada Wasik, seringkali informasi bersifat asimetris.

Informasi yang beredar di pasar keuangan akan mengacaukan. Karena itu, ia berpesan agar Anda tidak menghiraukan banyak cerita yang beredar mengenai naik turunnya suatu saham.

Ketiga, pasar hampir tidak mungkin bisa dikalahkan. Menurut salah satu kandidat penerima nobel dari Chicago, Eugene Fama, hampir tidak mungkin ada salah satu investor menang. Lalu, bagaimana mengalahkan Warren Buffet atau manajer investasi besar?

Wasik tak punya jawabannya. Ia hanya menyarankan Anda untuk rajin melakukan diversifikasi portofolio dan mengeceknya secara teratur.

Keempat, perhatikan biaya. Semakin kecil biaya untuk investasi, maka semakin kecil pula biaya untuk membayar perantara. Hal ini, selama beberapa dekade, terus menjadi prinsip penting.

Kelima, tak perlu panik saat gejolak datang. Ketika pasar keuangan menunjukkan tanda-tanda gejolak, jangan memindahkan portofoliomu ke tempat lebih aman. Sebab, kata Wasik, menempatkan portofolio dengan risiko lebih besar ternyata lebih efektif.

Keenam, fokus pada tabungan, bukan hasil. Hanya fokus pada hasil investasi yang tinggi justru tak memberi hasil maksimal. Wasik menyarankan, kurangi kekhawatiran pada risiko kehilangan uang. Salah satunya dengan menikmati hidup, menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kamu sayangi dan buat hidupmu lebih bermakna.

Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com