Advertorial

Sekolah di Lampung Ini Wajibkan Siswa Baca Satu Buku dalam Seminggu

Kompas.com - 28/07/2017, 14:00 WIB

Membuat anak-anak jatuh cinta terhadap buku sungguh bukan hal yang mudah. Anak-anak kerap kali menganggap buku membosankan. Apalagi buku-buku yang porsi tulisannya lebih banyak dari gambar ilustrasinya.

Namun, buku adalah gerbang mereka menuju segudang pengetahuan yang pastinya berguna baik di keseharian saat ini maupun di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu siasat jitu agar anak-anak senang membaca buku. Seperti yang dilakukan oleh Sutrisno, Kepala Sekolah SDN Gadingrejo 7 Lampung.

Sutrisno punya cara khusus untuk meningkatkan minat baca murid-murid di sekolah tempat ia berkarya. Mulai dari kewajiban untuk meminjam buku di perpustakaan hingga memberi hadiah bagi murid-murid yang rajin membaca.

Setiap Sabtu setiap murid wajib meminjam buku di perpustakaan. Selain hari Sabtu murid-murid bisa juga meminjam buku di perpustakaan setiap Senin dan Rabu tetapi bergiliran berdasarkan urutan kelas.

Sutrisno mengaku awalnya sulit sekali mengajak anak-anak didiknya untuk mau mengikuti kebijakan yang diterapkannya tersebut. Tidak hilang akal, Sutrisno pun membuat sebuah trik lagi yaitu dengan memberi hadiah kepada siswa yang rajin meminjam dan membaca buku dari perpustakaan.

- -

"Kami upayakan kasih penghargaan. Ternyata anak terpancing mau membaca, walaupun hadiahnya sederhana seperti satu buah pensil, dan sebungkus permen," kata Sutrisno.

Tidak hanya melakukan pendekatan kepada anak-anak didiknya agar mereka gemar membaca. Pria yang sudah menjabat sebagai kepala sekolah SDN Gadingrejo 7 sejak 2012 ini juga memberi tugas penting bagi para guru dan wali kelas.

Mereka harus rutin menanyakan kesimpulan dari buku yang dibaca kepada masing-masing anak. Wali kelas diminta membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang. Sebab dalam satu kelas pasti ada murid yang meminjam judul buku yang sama.

"Hasil kesimpulan yang baik akan dipanjang di dinding. Mereka biasanya selalu membanding-bandingkan untuk berupaya menuliskan kesimpulan yang terbaik," kata ayah empat anak ini.

Anak-anak yang tidak bisa menceritakan isi buku karena tidak membaca akan diberi denda Rp 500. Uang denda digunakan sebagai kas kelas.

Kebijakan yang diterapkannya ini membuat anak-anak mau berkenalan dengan buku dan lama-lama mencintainya. “Ada hasilnya, mereka lebih termotivasi untuk membaca. Meskipun sebenarnya stok buku di perpustakaan kami masih sangat terbatas,” ungkap Sutrisno.

Sutrisno juga mengatakan bahwa membaca buku memberi dampak positif bagi siswa-siswa didikannya. Semangat belajar dan rasa inging tahu mereka terhadap pengetahuan berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang tidak membaca buku.

Memiliki semangat yang sama dengan Sutrisno dalam meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menginisiasi sebuah gerakan sosial yaitu  #BukuUntukIndonesia.

Melalui gerakan ini BCA mengajak masyarakat mendonasikan uang untuk dikonversikan menjadi buku. Kemudian buku-buku yang terkumpul dari hasil donasi tersebut akan didistribusikan kepada anak-anak di berbagai pelosok negeri. Termasuk Lampung, tempat di mana SDN Gadingrejo 7 berada.

Anda juga bisa ikut berkontribusi dalam gerakan #BukuUntukIndonesia. Kunjungi www.BukuUntukIndonesia.com, klik tombol “berbagi”. Anda akan diarahkan ke laman situs e-commerce Blibli.com untuk memilih paket donasi. Anda dapat memilih donasi minimal Rp 100 ribu.

Hanya dengan langkah mudah tersebut Anda bisa mewujudkan Indonesia yang lebih baik dengan generasi muda yang gemar membaca.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com