kabar ketenagakerjaan

Menaker Buka Peluang Investasi Pelatihan Kerja, Ini Manfaatnya

Kompas.com - 04/08/2017, 15:45 WIB

Saat ini, Indonesia ditantang untuk meningkatkan kompetensi para pekerjanya. Berdasarkan riset dari McKinsey Global Institute, Indonesia akan menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030. Mengikuti hal tersebut, Indonesia disebut bakal membutuhkan 113 juta tenaga kerja terampil.

Sementara, Badan Pusat Statistik menyebut, tahun 2015 Indonesia baru memiliki 56 juta tenaga kerja terampil. Artinya, sampai tahun 2030, Indonesia membutuhkan 3,7 juta tenaga kerja terampil baru setiap tahunnya.

Oleh karena itu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengajak investor asing untuk tidak hanya berinvestasi di sektor industri, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal tersebut ia sampaikan saat menerima kunjungan perwakilan US-ASEAN Business Council’s 2017 di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Kamis, (3/8/2017) lalu.

Hal tersebut, kata Hanif, sangat penting untuk meningkatkan kompetensi pekerja Indonesia. “Bagi perusahaan asing yang telah memiliki vocational training, hendaknya juga bisa diakses publik secara lebih luas,” ujar Hanif.

Kata Hanif, keberadaan tenaga kerja terampil sebenarnya tidak hanya menguntungkan ketenagakerjaan nasional, tetapi juga investor. Dengan tersedianya tenaga kerja terampil Indonesia, investor lebih mudah menemukan tenaga kerja yang kompeten dan sesuai standar produksi yang dibutuhkan.

Hanif mengaku sudah membicarakan hal terkait kontribusi investor asing di sektor SDM dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Rencananya, bakal ada insentif bagi perusahaan yang membuka pelatihan vokasi.

Sebetulnya, bukan hanya Indonesia yang sedang ditantang untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Negara-negara lain, terutama negara berkembang pun dihadapkan pada hal yang sama.

Seluruh dunia sedang mengikuti perkembangan teknologi digital, yang juga sering disebut Industri 4.0 atau revolusi industri keempat. Dalam fase ini, perkembangan teknologi digital dan otomatisasi mesin industri mempengaruhi karakter dunia kerja.

Teknologi berdampak pada dua hal, yakni hilangnya jenis pekerjaan dan kehadiran jenis pekerjaan baru. Untuk itu, kompetensi pekerja mesti ditingkatkan agar Indonesia sukses mengikuti perkembangan dan tantangan ini. 

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com