Advertorial

BCA Prioritaskan Pembiayaan Sektor Ramah Lingkungan

Kompas.com - 08/08/2017, 15:33 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya menyukseskan pelaksanaan Program Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance). Prinsip ini digagas oleh OJK sejak tahun 2015.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan portofolio industri jasa keuangan pada sektor ekonomi ramah lingkungan, khususnya sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi.

Selain itu, pengembangan sistem keuangan berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas sistem keuangan dalam menggerakkan ekonomi nasional yang memiliki keselarasan antara aspek ekonomi sosial dan lingkungan.

Secara umum, pemerintah ingin lembaga jasa keuangan Indonesia melakukan inovasi produk dan layanan ramah lingkungan. Dengan hal ini juga diharapkan bisa meningkatkan daya tahan dari industri keuangan Indonesia.

Salah satu bank yang konsisten mewujudkan komitmen menerapkan prinsip Keuangan Berkelanjutan tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Prinsip tersebut tidak hanya berupaya untuk meningkatkan porsi pembiayaan dan meningkatkan daya tahan serta daya saing lembaga jasa keuangan, namun juga mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) dalam keseharian operasional bank.

Komitmen BCA terhadap Keuangan Berkelanjutan diwujudkan dengan meningkatkan porsi pembiayaan di sejumlah sektor seperti produk ramah lingkungan, konservasi energi, dan pertanian organik. Komitmen BCA terhadap Keuangan Berkelanjutan diwujudkan dengan meningkatkan porsi pembiayaan di sejumlah sektor seperti produk ramah lingkungan, konservasi energi, dan pertanian organik.

Di sela penutupan pilot project “First Movers on Sustainable Banking” di Bali beberapa waktu lalu, Direktur BCA Rudy Susanto mengungkapkan komitmen BCA terhadap keuangan berkelanjutan diwujudkan dengan meningkatkan porsi pembiayaan di sejumlah sektor, seperti produk ramah lingkungan, konservasi energi, dan pertanian organik.

“Sehubungan dengan keuangan berkelanjutan, total komitmen BCA per 31 Mei 2017 mencapai Rp 8,25 triliun," ujar Rudy.

Rudy menambahkan, perbankan perlu mengadaptasikan diri dengan prinsip keuangan berkelanjutan karena manfaat bisnisnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.

“Kami memasukkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) dalam pembuatan proposal kredit dan menganalisa credit risk rating untuk menentukan kelayakan kredit debitur. Pendanaan kredit juga kami prioritaskan untuk mengembangkan produk dan layanan ramah lingkungan yang sesuai standar internasional,“ tuturnya.

Tidak hanya pengembangan bisnis yang ramah lingkungan, BCA juga mendorong seluruh karyawan dan manajemen BCA menerapkan prinsip reuse, reduce, dan recycle dalam menjalankan aktivitas operasional sehari-hari.

Sejumlah inisiatif rutin dijalankan, di antaranya mematikan lampu dan monitor komputer saat jam istirahat, gunakan tumbler saat rapat, serta budayakan printing dua sisi untuk segala macam dokumen.

“Lingkungan dan iklim yang sehat dapat mendorong laba yang solid dan berkelanjutan. Oleh karena itu, BCA menjadikan prinsip reuse, reduce, dan recycle sebagai budaya yang mengakar. Itu juga merupakan bentuk dukungan kami terhadap gerakan nasional go green,” tutup Rudy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com