Kilas

Teknologi E-commerce Dorong Perluasan Pemasaran

Kompas.com - 10/08/2017, 18:17 WIB

KOMPAS.com - Ekonomi digital atau e-commerce berpeluang besar untuk terus berkembang di Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia harus menjadi pelaku bisnis global.  

Data e-Marketer menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia setiap tahun terus bertambah. Pada 2013, jumlah pengguna internet tercatat 72,8 juta orang. Tiga tahun kemudian jumlahnya bertambah menjadi 102,8 juta orang.

Indonesia menempati urutan ke-6 pengguna internet terbanyak di dunia. Bahkan, Indonesia diproyeksikan menyalip Jepang di urutan ke-5 tahun ini. Total pengguna internet pada 2017 di Indonesia diperkirakan mencapai 112,6 juta orang.

Sementara Bank Indonesia memperkirakan, pengguna internet di Indonesia yang berbelanja secara online mencapai 24,7 juta orang.

Nilai transaksi e-commerce melesat dari sekitar Rp 25 triliun pada 2014 menjadi Rp 69,8 triliun pada 2016. Nilai itu diperkirakan terus meningkat pada 2018 diperkirakan menjadi Rp 144 triliun.

Sedangkan, nilai investasi teknologi di sektor e-commerce dan financial technologi diperkirakan mencapai Rp 22,6 triliun.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, kondisi tersebut memberikan gambaran sekaligus motivasi bahwa aktivitas ekonomi digital atau e-commerce berpeluang besar terus berkembang.

 Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar membuka Cooperatif Fair 2017 di Bandung. Perkembangan e-commerce di Indonesia mesti melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah sebagai pelaku usaha di tingkat global. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar membuka Cooperatif Fair 2017 di Bandung. Perkembangan e-commerce di Indonesia mesti melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah sebagai pelaku usaha di tingkat global.


Baik penjual maupun pembeli, dia melanjutkan, sama-sama membutuhkanya. E-commerce tidak saja menawarkan kemudahan, tetapi juga efisiensi waktu, tenaga dan biaya.

"Saya mendorong seluruh pelaku usaha koperasi dan UMKM di Indonesia khususnya di Jawa Barat, untuk sadar dan melek teknologi agar mampu bersaing dengan negara lain" katanya

Menurut dia, Indonesia harus menjadi basis produksi di Asia Tenggara. Koperasi usaha mikro kecil dan menengah (KUMKM) harus terlibat di dalamnya. Apalagi, saat ini terdapat 8,7 juta UMKM.

"Itu merupakan potensi yang cukup besar untuk menjadikan negara kita sebagai global player," katanya saat membuka Cooperative Fair ke-14 di Metro Indah Mal Jl. Soekarno Hatta Bandung, Kamis (10/8/2017) seperti rilis yang diterima Kompas.com.

Wira usaha baru

Selain Kredit Cinta Rakyat, dia melanjutkan, bantuan modal usaha bagi KUMKM juga hadir dari pemerintah. Rencananya, bunga kredit usaha rakyat (KUR) akan turun dari 9 menjadi 7 persen.

Merek-merek dodol garut produksi Haji Uyud, selaku penerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).


KOMPAS.com/Josephus Primus Merek-merek dodol garut produksi Haji Uyud, selaku penerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Merek-merek dodol garut produksi Haji Uyud, selaku penerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).


KOMPAS.com/Josephus Primus Merek-merek dodol garut produksi Haji Uyud, selaku penerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).

 

Pemerintah Jawa Barat meminta seluruh perangkat daerah yang terlibat dalam program pencetakan 100 ribu wira usaha baru (WUB) Jawa Barat untuk lebih memperkuat pembekalan kepada para peserta pada aspek teknologi informasi.

Sehingga, para WUB bisa memasarkan produknya melalui portal mandiri atau setidaknya melalui media sosial, ataupun kita fasilitasi untuk masuk ke perusahaan e-commerce swasta yang berpihak kepada KUMKM.

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat untuk ke-14 kalinya kembali menggelar “Cooperative Fair 2017” dengan tema “Digitalisasi Menuju UMKM ke Dunia Internasional” yang digelar mulai 10-14 Agustus 2017 di Metro Indah Mall (MIM) Bandung Jalan Soekarno Hatta.

Cooperative Fair merupakan pameran produk Koperasi dan UMKM yang diikuti pelaku KUMKM dari 27 kabupaten/ kota se-Jawa Barat dan 33 provinsi se-Indonesia. Tahun ini, sudah ada 11 provinsi yang ikut dalam pameran ini," kata Kepala Dinas Koperasi dan UK Jawa Barat, Dudi Sudradjat Abdurachim, Kamis (10/8/2017).

Cooperative Fair 2017 bakal menghadirkan 300 pelaku KUMKM se-Jawa Barat serta pelaku KUMKM dari 11 provinsi. Antara lain, Provinsi Bali, DKI Jakarta, Banten, NTT, Pare-pare - Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Lampung, Aceh, Barito Selatan - Kalimantan Tengah.

Pelaku KUMKM itu memamerkan produk makanan dan minuman, kerajinan, fashin dan aksesoris, sepatu dan tas.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com