Kilas

Neraca Perdagangan Luar Negeri Jawa Barat Surplus

Kompas.com - 11/08/2017, 10:08 WIB

KOMPAS.com – Neraca perdagangan luar negeri Provinsi Jawa Barat per Juni 2017 mengalami surplus. Komoditas non-migas menunjang surplus perdagangan itu.

Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, ekspor Juni mengalami penurunan demikian juga dengan impor. Namun, masih ada sisa perdagangan atau surplus per Juni sebesar 1,28 miliar dollar AS.

Kepala BPS Jawa Barat Dody Herlando mengatakan, surplus dari sisi nilai sebesar 1,28 miliar dollar AS ditunjang oleh surplus komoditas non-migas sebesar 1,34 miliar dollar AS. Sedangkan, komoditas migas minus sebesar 59,40 juta dollar AS.

Sementara, dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada Bulan Juni 2017 terjadi surplus sebesar 0,27 juta ton. Sebab, dia melanjutkan, komoditas non-migas surplus sebesar 0,40 juta ton. Sedangkan, volume komoditas migas minus sebesar 129,76 juta ton.

Jawa Barat selalu mengalami defisit neraca perdagangan dengan tiga negara yaitu Tiongkok, Korea Selatan, dan Taiwan. BPS mencatat, perdagangan ekspor dan impor dengan Tiongkok mencapai minus 0,73 miliar dollar AS.

Namun, selama Januari hingga Juni 2017, surplus perdagangan luar negeri Jawa Barat mencapai 7,86 miliar dollar AS.

Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang ekspor terbesar dengan komoditas tekstil dan produk tekstil. Komoditas lainnya yang mulai diminati luar negeri adalah kopi.

Kopi specialty

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, komoditas ekspor baru yang akan menjadi komoditas andalan Jawa Barat adalah kopi. Negara-negara yang berminat pada kopi Jawa Barat adalah Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah.

Provinsi Jawa Barat memiliki kopi khusus (specialty coffee) Java Preanger. Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, kopi ini terkenal sejak lama. Namun, sejak 1922 kopi ini sempat terkena virus sehingga hilang dari dataran- dataran Jawa Barat.

Kopi arabika di kecamatan Gunung Halu yang dijemur masyarakat setempat. Kopi ini disebut memiliki grade A. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Kopi arabika di kecamatan Gunung Halu yang dijemur masyarakat setempat. Kopi ini disebut memiliki grade A.

Pada 2011, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat menanam kembali kopi arabika Java Preanger.

Pemerintah Jawa Barat pun memberikan fasilitas Unit Pengolahan Hasil (UPH) bagi petani kopi di 4 Kabupaten (Bandung, Bandung Barat, Garut dan Ciamis) dengan tujuan meningkatkan serapan tenaga kerja dan meningkatkan mutu kopi Jawa Barat.
 
Pada tahun yang sama, perlindungan indikasi geografis kopi arabika Java Preanger mulai diproses, baik pembentukan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) maupun penyusunan buku dan peta indikasi geografis yang akan digunakan sebagai persyaratan untuk memperoleh Indikasi Geografis.

Harga biji kopi Java Preanger pun semakin baik. Semula harga green bean hanya Rp. 30 ribu per kilogram, saat ini harga minimalnya Rp. 125 ribu. Sedangkan, harga kopi terbaiknya mencapai Rp. 700 ribu per kilogram green bean.

"Alhamdulillah hasil dari upaya tersebut mampu menghadirkan nilai kesejahteraan yang lebih tinggi," kata Heryawan.

Pemerintah Jawa Barat juga berupaya memberikan sertifikasi bibit unggul. Rekayasa teknologi dilakukan pada bibit tersertifikasi.

Kondisi saat ini, bibit yang asalnya ditanam tiga tahun baru berbuah. Nantinya, kata dia, setelah ada rekayasa teknologi bibit unggul tersebut hanya 11-12 bulan sudah bisa berbuah.

Ia optimistis semakin banyak produksi kopi, maka harganya pun semakin tinggi.

Ilustrasi Kopi. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi Kopi. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Sejarah mencatat dan pengakuan dunia pun membuktikan kembalinya citra Kopi Arabika Java Preanger (KAJP) terangkat melalui perhelatan SCAA di Atlanta Amerika Serikat pada bulan April 2016 lalu.

Enam Kopi Arabica Java Preanger (KAJP) yang mewakili Indonesia merupakan kopi terbaik Jawa Barat dan memiliki beberapa keunggulan aroma yang kuat, cita rasa khas (unik). Selain itu, Java Preanger termasuk kopi yang ringan atau smooth.

Aroma yang jelas tercium adalah aroma Blueberry, Floral, Jasmine, sweet aftertaste, vanilla, lychee. Apricot, Caramel,  sweet finish, full body. Fruity, Lime Acidity, Maple Syrup,  Slightly Floral, Clean Finish Nutty, Ripe Cherry, Slightly Floral, Toffee, Dark Chocolate. Apple, Vanilla note, Roasted Peanut, Sweet Melow, Honey. 

"Upaya ini tentunya meningkatkan produktifitas, meningkatkan kualitas dan daya saing, sehingga dampaknya secara nyata bisa kita lihat lapangan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat meningkat," katanya.

Kopi juga bagus sebagai tanaman konservasi yang ditanam di hutan-hutan gundul.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com