Advertorial

Metode Minimal Invasif : Harapan Pasien Kanker Paru Stadium Lanjut

Kompas.com - 14/08/2017, 09:00 WIB

Berdasarkan data statistik terbaru WHO, di Indonesia, kanker paru memiliki persentase sebanyak 21,8% pada kasus kematian pada lelaki dan 9.1% pada kasus kematian pada wanita, dengan total sekitar 30.866 orang meninggal akibat kanker paru setiap tahunnya. Gejala awal kanker paru memang tidak begitu jelas, gejala utamanya berupa batuk, nyeri dada, sesak pada dada, batuk darah, demam, dan lain-lain yang dapat dengan mudah diabaikan atau salah diagnosis untuk penyakit lain dan akhirnya menunda waktu pengobatan. Survey klinis menunjukkan bahwa sekitar ¾ pasien saat terdiagnosis sudah memasuki stadium lanjut, dimana tingkat kelangsungan hidup 5 tahun kurang dari 30%. 

Operasi dan Kemoradioterapi adalah metode pengobatan yang paling umum dalam pengobatan kanker paru. Reseksi bedah dilakukan dengan luka sayatan 30-40cm, dengan begitu tumor dapat bener-bener dihilangkan sepenuhnya. Kemoradioterapi diterapkan untuk membunuh sel-sel kanker, tapi juga sel-sel normal ikut terbunuh, yang menyebabkan rusaknya sistem imunitas. Dua metode pengobatan ini memiliki risiko yang tinggi, meninggalkan bekas trauma bagi tubuh, efek samping yang besar, mudah untuk menghasilkan serangkaian komplikasi atau bahkan karena pengobatan yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. 

Ahli Onkologi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mengatakan, kanker paru bukanlah kematian, selain pengobatan Operasi dan Kemoradioterapi, telah ada metode pengobatan Internasional Minimal Invasif seperti Intervensi, Terapi Gen Bertarget, Pengobatan Gabungan Barat dan Timur, dan metode pengobatan lainnya yang cocok untuk pengobatan kanker paru stadium lanjut. Terapi Gen Bertarget dirancang untuk memberikan pengobatan yang tepat langsung ke situs kankernya, obat yang dimasukkan secara spesifik dapat memilih situs karsinogenik dan memberikan efek pengobatan, menyebabkan kematian pada sel kanker dengan tidak menyebabkan kerusakan pada jaringan normal di sekitarnya. Terapi Intervensi berlangsung via kateter pada femoral arteri yang menyuntikkan obat anti-kanker langsung ke pusat tumor, jika dibandingkan dengan kemoterapi infus pada umumnya, konsentrasi obat pada Intervensi dapat mencapai 8 kali lipat, meningkatkan efektivitas obat hingga 8 kali, tidak perlu operasi, minim efek samping. Jika dibandingkan dengan Operasi dan Kemoterapi Konvensional, pengobatan ini memiliki efek samping minim, efek terapi dapat dirasakan dalam jangka waktu pendek, mampu meningkatkan kelangsungan hidup 5 tahun pada pasien kanker paru stadium lanjut. 

Informasi selengkapnya mengenai pengobatan kanker paru, klik di sini 

Muhammad Nasir adalah seorang pasien kanker paru stadium 4 asal Indonesia, karena setelah menjalani kemoterapi di Indonesia dan tidak ada hasilnya, dia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani Intervensi dan Cryosurgery, tumornya mengecil hingga 80%, dia berkata “Pilih pengobatan kanker yang tepat ditambah dengan sikap optimis, maka kita akan dapat melawan kanker!”

Baca kisah perjuangannya melawan kanker, klik di sini 

Apakah Anda atau kerabat ada yang menderita kanker dan sedang mencari pengobatan medis tanpa operasi dan kemoterapi? Konsultasikan keluhan Anda di sini atau call center kami +62812 978 978 59

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com