Advertorial

Kreasi Hermanto Buat Air Minum Kemasan yang Unik di Pasar Indonesia (1)

Kompas.com - 15/08/2017, 11:47 WIB

Saat ini, air minum kemasan dengan merek Cleo sudah dikenal sebagian besar masyarakat. Bagaimana tidak, air minum kemasan ini begitu mudah ditemukan di supermarket ataupun minimarket.

Adalah Hermanto Tanoko, pria yang bekerja keras memproduksi dan memasarkan air minum tersebut. Ia memulai bisnis ini sejak tahun 2003 lalu.

Awalnya, ia mengakuisisi sebuah perusahaan air minum kemasan di Sidoarjo, Jawa Timur, PT Sariguna Primatirta. Hermanto menyatakan, perusahaan ini awalnya memiliki karyawan sebanyak 150 orang dengan omzet Rp 75 juta per bulan.

Ia tertarik terjun ke bisnis air minum setelah melihat laporan keuangan perusahaan air minum di Indonesia yang telah go public. “Kinerja keuangannya sangat menjanjikan, makanya saya tergiur,” tutur pria kelahiran Malang, Jawa Timur, tahun 1962 ini.

Hermanto lantas tak hanya mengakuisisi PT Sariguna Primatirta saja, tetapi juga perseoran lainnya. Di antaranya, ada perusahaan yang bertugas mendistribusikan air minum, yaitu PT Sentral Sari Prima Sentosa.

Lalu, apa visi Hermanto sebenarnya dalam menjalankan bisnis air minum? Bukan sekadar profit, rupanya ia ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan air minum yang kualitasnya terjamin, dengan harga terjangkau.

"Saya ingin memiliki kontribusi ke Indonesia dengan mengeluarkan produk yang bagus namun dengan harga terjangkau. Tujuannya, agar kualitas hidup  dan kesehatan masyarakat Indonesia tetap terjaga, sehat itu murah dengan minum air murni beroksigen," ujar dia.

Diragukan

Sejak awal, Hermanto menargetkan air minum produksinya menjadi produk premium dan market leader di Indonesia. Di saat yang sama, sebetulnya ia sadar juga bahwa dirinya belum memiliki pengalaman dan keahlian dalam berbisnis air minum. Namun, hal itu tidak lantas membuatnya putus asa.

Setelah mengakuisisi Sariguna, Hermanto mengundang sejumlah kalangan profesional Air Minum dalam Kemasan (AMDK) untuk berbagi mengenai rencananya. Namun, para kalangan profesional ini meragukan target tersebut.

Hermanto memutar otak untuk tetap menjalankan bisnis dan mencapai targetnya. Setelah melakukan riset, ia akhirnya memilih nama Cleo sebagai merek produk air minum kemasannya.

Tak ingin produknya menyerupai produk air minum lain yang sebelumnya telah dikenal masyarakat Indonesia, Hermanto pun membuat desain kemasan yang berbeda dan menarik. Tujuannya, agar masyarakat mudah mengenalinya.

Keunikan lainnya, Cleo kini menjadi air minum kesehatan. Air minum kemasan ini memiliki kandungan oksigen serta diklaim tidak mengandung zat kimia anorganik.

Untuk membuat produk berkualitas, tidak tanggung-tanggung, Hermanto membeli mesin pengemasan sendiri. Dengan demikian, ia memiliki mesin produksi dari hulu hingga hilir. "Saya mau buat yang terbaik," tegas ayah empat orang anak ini.  

Meski diklaim punya keunggulan tersebut, Cleo tetap dijual dengan harga yang terjangkau. Pada tahun 2004, ia menjual Cleo air murni dengan harga Rp 1.000 per botol.

Kembali ke soal kemasan, Hermanto mengaku tak sembarang memilih bahan baku. Contohnya, Cleo membuat galon dari bahan baku 100 persen murni/virgin, tidak melakukan daur ulang.

Bahan baku galonnya juga tidak mengandung Bisphenol A. Karena Bishphenol A memliki efek yang tidak baik bagi kesehatan. Selain itu, galon Cleo juga dibuat berwarna putih bening. Tujuannya, agar masyarakat dengan mudah melihat isi air kemasan tersebut.

Semakin merakyat

Upaya Hermanto bersama direksi, tim inti, dan karyawan PT Sariguna Primatirta, membuahkan hasil manis. Kini, ia telah memiliki 19 pabrik yang berlokasi  di 19 kota besar, baik di Jawa dan luar Jawa. Tahun ini, Tanobel (group dari PT Sariguna) ditargetkan akan menambah 2 pabrik sehingga total menjadi 21 pabrik.

Keputusan Hermanto mendirikan pabrik di beberapa daerah dilakukan untuk efisiensi, terutama menekan biaya logistik. Pasalnya, biaya yang harus dikeluarkan kerap membengkak saat ia mengirim air minum produksinya ke luar kota yang jaraknya lebih dari 100 kilometer.

Bahkan, Cleo telah melakukan co-branding dengan sejumlah perusahaan minimarket di Indonesia. Tujuannya, agar Cleo semakin dekat dengan masyarakat. "Namun, biaya logistik yang kami tanggung cukup besar karena harus mendistribusikan ke daerah-daerah terpencil. Namun, ini harus kami lakukan demi branding," katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com