Advertorial

Semakin Banyak Pilihan Kartu Perbankan untuk Bayar Tol

Kompas.com - 18/08/2017, 15:00 WIB

Jalan tol sejatinya adalah jalan bebas hambatan. Siapa saja melaluinya dapat memperoleh akses lancar hingga ke tempat tujuan. Namun sayang, saat ini kemacetan malah sering terjadi di jalan tol. Terutama ketika mendekati pintu gerbang tol. Sebab utamanya adalah antrean mobil yang melakukan transaksi pembayaran tol.

Demi mengurangi kemacetan tersebut, Bank Indonesia (BI) berniat membuka akses pembayaran tol menggunakan lebih banyak kartu perbankan. Tujuannya agar masyarakat semakin terdorong melakukan pembayaran tol secara cashless demi mempersingkat waktu transaksi.

Dilansir dari Kontan, Bank Indonesia (BI) resmi membuka akses tol kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Hal ini seiring dengan target kewajiban penggunaan uang elektronik di seluruh ruas tol pada Oktober 2017.

Punky Purnomo Wibowo, Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI mengatakan, regualator sudah resmi memasukkan empat bank swasta yaitu BCA, Bank Mega, Nobu Bank dan Bank DKI.

Namun, menurut Pungky, penggunaan uang elektronik Flazz milik BCA di ruas tol tentunya masih menunggu selesainya sistem multi applet yang ada di mesin pembaca jalan tol.

Untuk memudahkan masyarakat menggunakan uang elektronik di pintu tol, BI mendorong bank memperbanyak outlet pembelian u-nik. Nantinya BCA dan tiga bank swasta lain diharapkan bisa melakukan kerjasama dengan bank pemerintah terkait pembukaan akses di jalan tol.

Saat ini, baru 25 persen pengguna tol di seluruh Indonesia yang menggunakan uang elektronik di tol. Di Pulau Jawa mencapai 33 persen. Punky berharap dalam dua bulan kedepan, angka uang elektronik pengguna tol ini akan meningkat menjadi 60-70 persen.

"Sehingga pada Oktober 2017 seluruh transaksi di seluruh ruas tol Indonesia bisa menggunakan uang elektronik," ujar Punky.

- -

Sementara itu, Direktur BCA Santoso Liem mengungkapkan, perusahaannya berniat meningkatkan transaksi atau penggunaan uang elektronik. "Tentunya kami sangat berharap dengan NPG, interoperatbilitas terbuka, semua fasilitas publik bisa kita manfaatkan," ujar Santoso.

Dengan National Payment Gateway (NPG), BCA menargetkan jumlah Flazz beredar akan terus meningkat. "Kami tidak memiliki target pendapatan sampai angka tertentu, tapi kami berharap pertumbuhan kartu Flazzyang beredar bisa mencapai 1 juta per tahun," jelas dia.

Santoso mencatat, saat ini sebaran Flazz di Indonesia telah mencapai 9,5 juta keping dengan rata-rata transaksi Flazz mencapai sekitar 10 juta transaksi per bulan dengan jumlah volume transaksi tiap bulan mencapai Rp 50 miliar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com