Kilas

Hendrar Berharap IJuz Melon Bisa Diterapkan di Daerah Lain

Kompas.com - 25/08/2017, 19:16 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berharap aplikasi Ijuz Melon, dapat diduplikasi dan diterapkan di daerah lain di Indonesia. Penggunaan aplikasi online untuk mengurus perijinan untuk usaha kecil dan mikro ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan publik.

"IJuz Melon hanya salah satu sistem smart city kami yang terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami juga memiliki 152 sistem serta aplikasi lainnya yang kami buka selebar-lebarnya agar daerah-daerah lain dapat menduplikasi", kata Hendrar Prihadi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (25/8/2017).

Hendrar mengatakan inovasi IJuz Melon yang diterapkan di Kota Semarang terbukti dapat meningkatkan jumlah omzet dan menyerap tenaga kerja. Capaian itu baik untuk perkembangan daerah.

"Apalagi dengan apresiasi serta dukungan yang diberikan oleh pemerintah pusat hari ini, rasanya sayang jika inovasi ini hanya diterapkan di Kota Semarang saja," katanya.

Baca: Naik Bus Trans Semarang Kini Semakin Mudah Dengan T-Cash

Sejak aplikasi diluncurkan, pelaku usaha mikro di Kota Semarang sangat antusias. Mereka dengan mudah dan cepat mendapatkan legalitas usahanya. Mudahnya mengurus legalitas itulah berimbas dengan banyaknya pelaku usaha yang mengakses instrumen bantuan, seperti permodalan dan pendampingan usaha.

“Melalui aplikasi ini, pengurusan legalitas pelaku usaha mikro hanya membutuhkan waktu empat menit. Kami memangkas jalur birokrasi dengan penerapan sistem online,” ujarnya.

Setelah mendapat legalitas melalui bantuan aplikasi IJuz Melon, para pelaku usaha lalu mulai melirik bantuan usaha, modal hingga bantuan pendampingan.

Salah satu bantuan permodalan yang cukup dilirik yaitu Program Kredit Wibawa atau Kredit Wirausaha Bangkit Jadi Jawara dengan bunga 3 persen per tahun. Pelaku usaha dapat meminjam modal hingga Rp 25 juta.

Batik Handayani, salah satu gerai yang berada di Kampung Batik Semarang yang menjual berbagai produk Batik Semarang dan pengunjung pun bisa belajar membatik di sini, Kamis (04/05/2017).KOMPAS.COM/Alek Kurniawan Batik Handayani, salah satu gerai yang berada di Kampung Batik Semarang yang menjual berbagai produk Batik Semarang dan pengunjung pun bisa belajar membatik di sini, Kamis (04/05/2017).

Melalui inovasi tersebut, jumlah pelaku UMKM di Kota Semarang meningkat tajam. Jika pada 2012, omzet UMK sebanyak Rp 314 miliar lalu meningkat menjadi Rp 379 miliar pada 2015, maka tahun berikutnya berlipat ganda. Pada 2016, setelah munculnya IJuz Melon, total omzet pelaku usaha di Kota Semarang melonjak menjadi Rp 726 miliar.

Tidak hanya itu, penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM di Kota Semarang pun meningkat pasca-inovasi tersebut. Pada 2012, tenaga kerja yang terserap sebanyak 17.511 orang dan meningkat pada 2015 menjadi 18.810 orang. Namun pada 2016, seiring dengan melonjaknya omzet UMKM, jumlah tenaga kerja ikut melonjak menjadi 29.770 orang.

Diakui Pemerintah Pusat

Inovasi IJuz Melon Kota Semarang ini diapreasiasi pemerintah pusat. Kota Semarang dinilai berhasil menyediakan satu layanan publik inovatif yang mampu mempermudah layanan sistem perijinan.

Aplikasi ini meraih TOP 40 Inovasi Pelayanan Publik dari pemerintah pusat. Penghargaan tertuang dalam lampiran Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 40 Tahun 2017 tentang penetapan top 40 inovasi pelayanan publik tahun 2017.

Penghargaan secara langsung diterima Wali Kota Kota Semarang Hendrar Prihadi di Stadion Manahan Surakarta, Jumat (25/8/2017). (KONTRIBUTOR SEMARANG/ NAZAR NURDIN)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com