Advertorial

Hindarto Suharjo, Menuai Untung dari Bisnis Alumunium

Kompas.com - 29/08/2017, 18:33 WIB

Suka tantangan dan gigih. Dua hal itu menjadi modal Hindarto Suhardjo, untuk meraih kesuksesan dalam menjalankan bisnis. Berkat keuletannya,  produk panel alumunium dengan merek Seven yang diproduksinya berhasil merajai pasar alumunium Indonesia.

Pria kelahiran Semarang ini mengaku, awalnya tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni soal bisnis alumunium. Karena, Hindarto sebelumnya menekuni bisnis minyak dan gas bumi (migas).

Namun, ia memiliki kebiasaan positif yang bisa ditiru oleh setiap pebisnis. Sebelum memasuki bisnis baru Hindarto selalu melakukan riset terlebih dahulu. Tujuannya, agar ide bisnis yang ingin ditekuni bisa benar-benar membawa keberhasilan, atau paling tidak minim risiko.

"Saya tidak paham tentang alumunium. Namun, saya yakin bisnis alumunium memiliki prospek yang sangat menjanjikan di Indonesia. Untuk itu, saya memberanikan diri menjalankan bisnis tersebut," kata dia.

Selain minim pengalaman, saat memulai bisnis alumunium, Hindarto juga tidak mengenal satu kontraktor pun di Indonesia. Untuk itu, Hindarto merekrut karyawan yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Hasilnya, dalam waktu delapan bulan ia bisa menjalin mitra dengan beberapa kontraktor.

Tak hanya itu, Hindarto juga merekrut karyawan yang memiliki jiwa penjelajah. Mereka bertugas menjelajahi seluruh daerah untuk mendokumentasi seluruh toko alumunium di Indonesia. Karyawan ini harus tahu seluruh toko alumunium di setiap daerah.

"Karena mereka bertugas menjelajah, butuh waktu sekitar 20 hari dari Jakarta ke Surabaya. Kini, saya telah memiliki data seluruh toko alumunium di Indonesia. Dengan begitu, akan memudahkan dalam memasarkan Seven," ungkapnya.

Para karyawan yang direkrut ini awalnya menyangsikan target yang dipasang Hindarto. Maklum, Hindarto ingin menjadi penguasa pasar alumunium di Indonesia dalam jangka waktu tiga tahun. "Mereka bilang ke saya, bahwa saya tidak akan bisa merealisasikan target tersebut," katanya.

Tetapi, keraguan karyawan itu bisa ditangkalnya. Hebatnya, dalam jangka waktu kurang dari tiga tahun, tepatnya sekitar 2 tahun 3 bulan ia bisa menjadi pemimpin pasar bisnis alumunium. Hindarto berhasil membuktikan kepada karyawannya, bahwa mimpi itu bisa diraih asal tekun mewujudkannya.

Kurang dari tiga tahun, Seven bisa memiliki pangsa pasar sebanyak 48 persen. Yang mencengangkan, saat ini Seven mampu menguasai pangsa pasar alumunium di Indonesia.

Menyukai Tantangan

Hindarto mengaku kerap memasuki bisnis baru walau ia minim pengalaman di sektor tersebut. Ia yakin, siapapun bisa sukses dalam menjalankan bisnis karena setiap orang dibekali dengan beragam talenta. Selain itu, karena bisnis bergantung penuh pada relasi dengan berbagai pihak, maka kepercayaan menjadi faktor yang penting dalam berbisnis.

"Saya menyukai tantangan dalam menjalankan bisnis. Saya harus tahu, bahwa bisnis yang akan dimasuki bisa berhasil. Saya harus menjadi nomor satu di bisnis tersebut. Makanya sebelum terjun memulai bisnis baru, saya lakukan riset," papar dia.

Selain riset, Hindarto tak pernah gegabah dalam menanamkan investasi untuk berbisnis. Ia tidak akan mempertaruhkan seluruh uangnya di meja bisnis.

"Saat memulai bisnis baru, jangan pernah mengalokasikan keseluruhan uang. Karena, jika gagal maka kekayaannya bakal tergerus. Jika punya uang Rp 1 juta, maka gunakan Rp 100 ribu untuk memulai bisnis. Karena kalau gagal masih ada Rp 900 ribu. Jika bisnis itu sukses, maka tambahkan lagi Rp 100 ribu dan seterusnya," ungkap dia.

Demi kelancaran bisnisnya Hindarto mempercayakan transaksi perbankan perusahaannya pada BCA. Saat ini perusahaannya merupakan salah satu pengguna KlikBCA Bisnis yang dapat memudahkan proses pembayaran, pembelian, ataupun transaksi keuangan bisnis lainnya.

Setelah sukses membesarkan bisnis yang dibangunnya dari nol ini, Hindarto berencana mempercayakan bisnisnya kepada orang yang profesional. Setelah itu, ia memiliki visi untuk kembali mencari tantangan baru dengan membuat bisnis baru. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com