Advertorial

Diabetes Mengincar Pekerja Kantoran

Kompas.com - 30/08/2017, 10:46 WIB

Diabetes melitus ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi karena gangguan pada sekresi insulin dan/atau gangguan kerja insulin. Tubuh pasien diabetes melitus tidak dapat memproduksi atau merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat.

Kurangnya aktivitas di kantor, duduk di depan komputer selama 5-8 jam sehari, memberikan dampak yang sama buruknya seperti makan berlebih, yaitu mengalami gangguan toleransi glukosa (glucose intolerance) disertai komplikasi diabetes.

Hal-hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kelebihan asupan gula yang tidak terpakai oleh tubuh. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula tambahan juga akan meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga lama kelamaan menyebabkan resistensi insulin dan radang.

Menurut penelitian terbaru, aktivitas fisik di perkantoran mengalami penurunan yang tajam. Ironisnya, selain kurang beraktivitas, para karyawan sering mengonsumsi junk food yang kurang serat dan justru mengandung banyak kalori.

Sebagai salah satu penyakit degeneratif kronis yang sangat kompleks, diabetes tidak terlepas dari gaya hidup modern, berupa pola makan berlebih karbohidrat, gula dan lemak, tubuh yang kegemukan, kurangnya aktivitas atau gerak, dan kebiasaan merokok. Oleh karena itu beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya, yaitu:

- Lebih aktif bergerak. Disarankan melakukan aktivitas fisik 3-4 kali seminggu selama 30 menit untuk mendapatkan hasil yang optimal.

- Menghindari makanan berlebih lemak, karbohidrat dan gula. Pengaturan makanan diperlukan untuk menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Dianjurkan agar pasien mengatur pola makan dengan gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori serta tidak merokok.

- Lakukan pemeriksaan untuk deteksi dini diabetes. Dibutuhkan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui dan memantau perkembangan diabetes sehingga penyebaran komplikasi dapat dicegah.

Beberapa pemeriksaan terkait diabetes yang dapat dilakukan, diantaranya pemeriksaan glukosa darah puasa, HbA1c, dan Glycated Albumin.

Pemeriksaan glukosa darah puasa, merupakan pemeriksaan umum yang dilakukan untuk menilai kadar gula darah puasa. Sedangkan HbA1c merupakan pemeriksaan gula darah yang dapat menilai rata-rata kadar gula darah sekitar 3 bulan sebelum melakukan pemeriksaan. Sedangkan Glycated Albumin (GA) menilai kadar gula darah 2-4 minggu sebelumnya. GA direkomendasikan untuk digunakan dalam kondisi tertentu seperti anemia, abnormal haemoglobin, kehamilan, dan diabetik saat HbA1c kurang akurat digunakan.

Pemeriksaan HbA1c dan GA tidak memerlukan persiapan khusus, Anda juga tidak perlu berpuasa sebelum pemeriksaan dilakukan. Jadi, dapat dilakukan kapanpun Anda ingin melakukannya.

 

Cek kadar gula darah dan lakukan pemeriksaan HbA1c dan GA untuk mengetahui kondisi prediabetes (tahap awal penanda diabetes) dan mengetahui seberapa baik pengendalian glukosa darah Anda sehingga terhindar dari komplikasi, serta mengurangi penyebaran komplikasi jika ternyata sudah terjadi.

Diabetes melitus ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi karena gangguan pada sekresi insulin dan/atau gangguan kerja insulin. Tubuh pasien diabetes melitus tidak dapat memproduksi atau merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat.

Kurangnya aktivitas di kantor, duduk di depan komputer selama 5-8 jam sehari, memberikan dampak yang sama buruknya seperti makan berlebih, yaitu mengalami gangguan toleransi glukosa (glucose intolerance) disertai komplikasi diabetes.

Hal-hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kelebihan asupan gula yang tidak terpakai oleh tubuh. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula tambahan juga akan meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga lama kelamaan menyebabkan resistensi insulin dan radang.

Menurut penelitian terbaru, aktivitas fisik di perkantoran mengalami penurunan yang tajam. Ironisnya, selain kurang beraktivitas, para karyawan sering mengonsumsi junk food yang kurang serat dan justru mengandung banyak kalori.

Sebagai salah satu penyakit degeneratif kronis yang sangat kompleks, diabetes tidak terlepas dari gaya hidup modern, berupa pola makan berlebih karbohidrat, gula dan lemak, tubuh yang kegemukan, kurangnya aktivitas atau gerak, dan kebiasaan merokok. Oleh karena itu beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya, yaitu:

- Lebih aktif bergerak. Disarankan melakukan aktivitas fisik 3-4 kali seminggu selama 30 menit untuk mendapatkan hasil yang optimal.

- Menghindari makanan berlebih lemak, karbohidrat dan gula. Pengaturan makanan diperlukan untuk menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Dianjurkan agar pasien mengatur pola makan dengan gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori serta tidak merokok.

- Lakukan pemeriksaan untuk deteksi dini diabetes. Dibutuhkan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui dan memantau perkembangan diabetes sehingga penyebaran komplikasi dapat dicegah.

Beberapa pemeriksaan terkait diabetes yang dapat dilakukan, diantaranya pemeriksaan glukosa darah puasa, HbA1c, dan Glycated Albumin.

Pemeriksaan glukosa darah puasa, merupakan pemeriksaan umum yang dilakukan untuk menilai kadar gula darah puasa. Sedangkan HbA1c merupakan pemeriksaan gula darah yang dapat menilai rata-rata kadar gula darah sekitar 3 bulan sebelum melakukan pemeriksaan. Sedangkan Glycated Albumin (GA) menilai kadar gula darah 2-4 minggu sebelumnya. GA direkomendasikan untuk digunakan dalam kondisi tertentu seperti anemia, abnormal haemoglobin, kehamilan, dan diabetik saat HbA1c kurang akurat digunakan.

Pemeriksaan HbA1c dan GA tidak memerlukan persiapan khusus, Anda juga tidak perlu berpuasa sebelum pemeriksaan dilakukan. Jadi, dapat dilakukan kapanpun Anda ingin melakukannya.

Cek kadar gula darah dan lakukan pemeriksaan HbA1c dan GA untuk mengetahui kondisi prediabetes (tahap awal penanda diabetes) dan mengetahui seberapa baik pengendalian glukosa darah Anda sehingga terhindar dari komplikasi, serta mengurangi penyebaran komplikasi jika ternyata sudah terjadi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com