Sorot

Ruang Terbuka Hijau Tingkatkan Kualitas Hidup Penghuni Apartemen

Kompas.com - 05/09/2017, 08:59 WIB


KompasProperti - Bekerja di kawasan industri beresiko meningkatkan gangguan kesehatan. Pasalnya, kawasan industri umumnya menghasilkan sisa buangan pabrik yang mengandung zat berbahaya.

Bukan hanya itu, asap pabrik yang mencemari udara dapat merusak estetika dan kenyamanan tempat tinggal Anda.

Salah satu kawasan industri yang cukup besar berkontribusi pada perekonomian nasional adalah Cikarang. Selain potensial menggerakkan ekonomi nasional, Cikarang juga berpotensi menghasilkan pencemaran lingkungan, baik itu udara, suara, maupun air.

Sebab itu, kawasan industri Cikarang sangat membutuhkan area hijau yang bisa menyaring polusi tersebut.

Baca: Dalam 5 Tahun Indonesia Punya Ruang Terbuka Hijau 249,2 Hektar

Sebuah perusahaan kosmetik telah membuat Kampoeng Djamoe Organik yang berada di Jalan Ciujung, Kawasan EJIP Pintu II, Cikarang Selatan, Jawa Barat.

Kampoeng Djamoe Organik merupakan lahan hijau dengan konsep taman organik dengan areal seluas 10 hektar. Koleksi tanaman obat asli Indonesia di taman itu sekitar 600 spesies yang dibudidayakan secara organik.

Destinasi wisata alam itu menjadi salah satu penyelamat yang hadir di kawasan industri Cikarang. Namun, lahan hijau tersebut belum cukup bila dibandingkan luas kawasan industri Cikarang.

Chairman Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, enam kawasan industri di Cikarang merupakan yang terbesar di Indonesia dengan luas lahan sekitar 200 kilometer persegi.

Baca juga: Meikarta Kota Baru Bagi Para Pekerja

Lippo Group yang tengah membangun kota baru Meikarta di Cikarang, telah mempersiapkan ruang terbuka hijau seluas 100 hektar yang disebut Central Park guna mengurangi masalah lingkungan yang ada.

Chief Marketing Officer (CMO) Lippo Homes Jopy Rusli mengatakan, kota yang ideal harus memiliki taman besar di dalamnya. Contohnya saja, Kota New York yang memiliki taman sangat luas persis di tengah kota yang dikenal dengan Central Park.

Saat ini, ruang terbuka hijau di Meikarta Cikarang masih dalam proses penyelesaian dan telah memiliki danau buatan. Sebagian dari total danau seluas 25 hektar masih dalam tahap pengerjaan.

Rencananya, angsa-angsa akan dibiarkan hidup bebas di danau itu. Selain sebagai wahana rekreasi, danau juga berguna sebagai reservoir penanggulangan banjir yang mampu menampung 300 ribu meter kubik air.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

Sebagai penghubung daratan di bagian timur dan barat, dibangun jembatan yang melintas di atas danau. Tak jauh dari situ, ada sebuah plaza yang pada 19-27 Agustus lalu dijadikan arena Meikarta Music Festival.

Ratusan kursi taman siap disebar di area taman agar para pengunjung bisa menikmati keindahan Central Park. Pengembang juga tengah membangun toilet di sejumlah titik di sekitar taman.

Berbagai jenis bunga beraneka warna menyemarakkan Central Park, seperti Soka dan Anyelir. Rumput yang ditanam di sekitar danau pun tampak mulai menghijau. Sementara, tanaman jenis talas-talasan sedang ditanam sejumlah pekerja, persis di tepi danau.

Ruang terbuka itu akan terasa rindang dengan berbagai jenis tanaman keras. Sejak Mei lalu, ratusan pohon berdiameter lebih dari 50 sentimeter sudah ditanam dengan bantuan alat berat.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

Di area Central Park telah berdiri di antaranya Pohon Beringin, Randu, dan Pule. Pohon-pohon besar itu selain menyejukkan, juga menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Nantinya, ruang terbuka hijau ini dilengkapi dengan kebun binatang mini hingga jogging track. Sehingga, ruang terbuka hijau itu sangat tepat digunakan untuk bersosialisasi, rekreasi, sekaligus olahraga bagi penghuni apartemen.


Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau