Advertorial

2020, 6 Juta UMKM Go Digital Berpotensi Raih Transaksi Ribuan Triliun

Kompas.com - 05/09/2017, 09:35 WIB

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu pilar pemenuhan target pencapaian potensi digital dalam roadmap e-commerce Indonesia untuk menggali potensi digital ekonomi USD 130 miliar hingga tahun 2020.

Sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun memiliki program untuk mendorong UMKM agar go digital.  Targetnya hingga akhir tahun 2020, sudah ada 6 juta UMKM yang sudah go digital.

Mengapa program UMKM go digital menjadi salah satu prioritas Kominfo?

Menurut riset Deloitte tahun 2016, dari 57,9 juta UMKM di Indonesia (berdasarkan data Kementerian Koperasi & UMKM, tahun 2015) ternyata hanya 9 persen dari pelaku yang serius menggunakan internet untuk menjual produknya dengan jejaring sosial yang terintegrasi maupun menggunakan platform e-commerce.

Yang menarik ternyata masih ada 36 persen lainnya yang sama sekali tidak memiliki akses internet baik melalui komputer ataupun ponsel pintar (smartphone).

Grafik: Distribusi Bisnis Berdasarkan Tingkat Penggunaan Teknologi Digital

Sumber: Stancome Research Planning, Deloitte Access economics 2015 Sumber: Stancome Research Planning, Deloitte Access economics 2015

Data itu menunjukkan mindset UMKM belum selaras dengan perkembangan teknologi. Padahal, penelitian Bank Dunia menyebut, keterlibatan UMKM secara digital menjadi salah satu pendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi 7 persen di tahun 2025.

Mendorong UMKM menjadi lebih digital pun akan menjaga ketahanan UMKM Indonesia dan produk nasional di tengah mulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), free trade agreement dan kedatangan e-commerce global yang membawa UMKM dari negara lain.

Dengan memadukan sistem penjualan online dan offline pada bisnis UMKM, akan menjadi langkah yang bagus untuk menjangkau lebih banyak konsumen.

Program UMKM go digital yang dicanangkan Kominfo pun bertujuan untuk membuka peluang pasar baru bagi UMKM di Indonesia baik di ranah regional maupun global, dimana peluang ini dapat memperluas basis konsumen mereka untuk meningkatkan penjualan.

Menurut Arya Sen – Jefferies & Co. pada tahun 2018 akan ada 350 juta pengguna internet di Asia Tenggara. Para pengguna internet ini berpotensi untuk melakukan transaksi perdagangan secara online (e-commerce) dengan nilai mencapai USD 30 – 40 miliar atau sekitar Rp 390 – 540 triliun.

Sementara menurut data Statista.com, nilai transaksi e-commerce di seluruh dunia pada tahun 2016 lalu telah mencapai USD 1.915 miliar atau sekitar Rp24.895 triliun. Dan pada tahun 2020, angka tersebut diperkirakan naik dua kali lipat menjadi USD 4.058 miliar.

Grafik: Nilai Transaksi e-Commerce Di Seluruh Dunia (Dalam USD Miliar)

Sumber: Statista.com Sumber: Statista.com

Di Indonesia sendiri, transaksi online di tahun 2015 telah mencapai Rp 200 triliun, dan pada akhir tahun 2020 akan meningkat sembilan kali lipat menjadi Rp 1.850 triliun.

Besarnya potensi transaksi secara online inilah yang diharapkan dapat mendorong kesejahteraan rakyat Indonesia. Pasalnya dari PDB Indonesia yang pada 2016 lalu mencapai Rp12.406,8 triliun, sekitar 55,6 persennya berasal UMKM.

Jika target pemerintah berhasil mendorong 6 juta UMKM go digital tahun 2020, maka  porsi UMKM yang memiliki kemampuan e-commerce akan meningkat dari 8 persen saat ini menjadi 10-12 persen.  Akibatnya kontribusi UMKM terhadap PDB di tahun 2020 akan bertambah 12 persen menjadi sekitar 67,6 persen.

Hal ini tentu sejalan dengan program Nawacita poin ke 6 yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Program UMKM go digital ditujukan sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi nasional dan pengembangan kapasitas perdagangan nasional

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com