Advertorial

Memilih Asuransi yang Tepat untuk Melindungi Aset (Bagian 2)

Kompas.com - 06/09/2017, 17:00 WIB

Agar aset Anda mendapatkan perlindungan menyeluruh dari berbagi risiko seperti banjir, huru-hara, dan terorisme memerlukan perluasan proteksi. Namun saja tentu akan membuat premi jadi lebih mahal. Hal ini juga tergantung dari jumlah asuransi tambahan yang nasabah ambil. Bila hanya satu perluasan, masih lebih murah. Bila sampai tiga proteksi, bisa lebih mahal.

Mengacu Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SE OJK) Nomor 6/D.05/2013, tarif premi perluasan asuransi huru-hara dan terorisme untuk komprehensif sebesar 0,05 persen, sedangkan TLO 0,035 persen. Untuk tarif premi banjir untuk asuransi komprehensif di Jakarta adalah 0,1  hingga 0,125 persen. Untuk TLO, tarifnya 0,075–0,1 persen.

Subagyo juga mengingatkan, sebaiknya tidak sekadar melihat murah atau mahal premi asuransi kerugian. Pertimbangan utama adalah jenis dan cakupan jaminan polis, sesuai kebutuhan atau tidak. Misalnya banjir. Nasabah membeli asuransi TLO dengan perluasan jaminan banjir.

Jika kendaraan mengalami rusak sebagian atau di bawah 75 persen akibat banjir, maka kerugian itu tak akan diganti. “Tapi, jika jaminan induknya adalah komprehensif, maka kerusakan sebagian itu dijamin,” kata Subagyo.

Senada dengan Subagyo, Debie juga mengatakan bahwa perluasan asuransi banjir, huru-hara, dan terorisme tergantung kebutuhan nasabah. Kalau nasabah merasa daerahnya aman dari banjir, maka tak perlu membeli perluasan perlindungan.

Bila rumah nasabah jauh dari pusat keramaian yang berpotensi terjadi huru-hara, tak perlu pula beli perluasan asuransi. Namun memang, meski aman, semua risiko tak bisa diprediksi.

Untuk perlindungan properti, Debie mengungkapkan bahwa yang biasa membeli polis perluasan asuransi terhadap risiko terorisme dan sabotase adalah perusahaan-perusahaan multinasional. Hotel dan kafe dengan jumlah pengunjung  warga negara asing (WNA) cukup banyak yang membeli polis perluasan ini.

Sebelum membeli asuransi kerugian termasuk perluasan proteksi, Perencana Keuangan Oneshildt Personal Financial Planning Budi Raharjo bilang, ketahui bahaya di sekitar aset. Misalnya, kamu tinggal di kota besar dan tiap hari berjibaku dengan kemacetan. Lebih baik ambil asuransi komprehensif. Meski mahal, risiko-risiko kecil seperti baret di badan mobil karena tersenggol motor, akan dijamin perusahaan asuransi.

Setelah itu, lihat kembali apakah masih benar-benar butuh perluasan asuransi. Kalau tidak perlu, untuk apa bayar ekstra premi. “Kalau misalnya, tempat tinggal rawan aksi terorisme, huru-hara, dan banjir, perlu ada perluasan,” saran Budi.

Karena itu, bijaklah dalam memilih asuransi kerugian.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com