Advertorial

Tips Agar Perusahaan Rintisan Bisa Panjang Umur

Kompas.com - 11/09/2017, 17:00 WIB

Per Juni 2017, jumlah perusahaan rintisan di Indonesia turun 23 persen. Data tersebut berasal dari East Venture (EV), sebuah lembaga yang di Indonesia fokus pada pengembangan perusahaan rintisan.

Penurunan tersebut disebabkan oleh banyak tantangan, khususnya cara mereka menunjukkan skala ekonomi yang cukup adalah alasan utama. Menurut EV, mayoritas perusahaan rintisan berbentuk e-commerce dan perusahaan keuangan berbasis teknologi.

Melihat angka penurunan itu, bukan berarti perusahaan rintisan lokal tidak bisa tumbuh menjadi besar. Dilansir dari Smart-money.co Corporate Venture Capital Mandiri Aldi Adrian Hartanto menyebutkan investor akan mencari perusahaan rintisan yang sudah memiliki skema dan bentuk bisnis jelas dan memiliki nilai jual. Mandiri Capital sendiri mengaku akan mendukung perusahaan rintisan lokal yang bergerak di bidang keuangan.

Laporan EV tersebut mengatakan, iklim perkembangan bagi perusahaan rintisan di Indonesia mendapat sokongan dari sejumlah nama besar. Contohnya, Grab mendapat suntikan dana. Selain itu, akuisisi Tiket.com oleh grup Djarum menjadi sentimen positif. Melihat kesuksesan Gojek, Grab, Tokopedia dan Traveloka pun, EV yakin ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia sudah terbentuk.

Menurut EV, pada semester dua tahun 2017 banyak perusahaan rintisan di bidang e-commerce dan fintech bertumbuh besar. Perusahaan e-commerce ditantang untuk bisa memberi solusi atas fitur-fitur yang belum ada pada pemain-pemain besar. Sementara perusahaan fintech sebaiknya bisa memberi solusi bagi kesulitan akses keuangan yang selama ini belum dihadapi perbankan.

 Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com