Advertorial

Andry Sie: “Bisnis Barbershop Tidak Terhambat oleh Lesunya Perekonomian”

Kompas.com - 14/09/2017, 15:02 WIB

Bagi Andry Sie, membuka bisnis barbershop di Medan tidaklah mudah. Andry sempat menjadi bahan tertawaan teman-temannya, pasalnya bisnis tersebut dianggap tidak menjanjikan.

Meski begitu, Andry tetap fokus menjalankan rencananya. Sebab, menurut ia, barbershop masih sangat jarang di kota tersebut. Menurut Andry, membuka barbershop yang menyasar pelanggan laki-laki akan menjadi peluang yang bisnis yang baik.

Latar belakangnya, Andry mengamati, dibanding wanita, laki-laki itu lebih sering ke salon atau barbershop untuk memangkas rambutnya. Sebab beberapa laki-laki cenderung lebih suka tampil dengan rambut rapi, sehingga ketika tumbuh panjang sedikit, para lelaki akan memotongnya.

“Bisnis barbershop ini bukan bisnis musiman. Makanya, bisnis ini sangat menjanjikan. Pokoknya, selama masih ada rambut di dunia ini, bisnis barbershop tetap akan jalan," ujar dia terkekeh.

Ditambah lagi, Andry percaya bisnis pangkas rambut tidak akan terhambat oleh lesunya perekonomian. Pasalnya, orang akan tetap memotong rambutnya, apabila dirasa sudah panjang atau mengganggu penampilan.

Sejak itu, ia semakin mantap dengan tekadnya dan terus berjalan merintis barbershop dengan nama SIR, yang kini telah populer di kalangan masyarakat Medan. Meski sempat ditertawakan, rupanya ada beberapa teman Andry yang mendukung rencana tersebut. Mereka pun turut mencemplungkan dananya untuk berinvestasi.

“Saya memulai bisnis ini dengan tiga kawan. Saat ini saya bertugas sebagai tenaga pemasaran, sedangkan dua lainnya bertugas sebagai legal dan bagian keuangan,” tutur dia.

Bisnis itu berkembang pesat dan saat ini, barbershop SIR telah menguasai pangsa pasar Medan. Dalam kurun waktu 40 bulan, barbershop tersebut telah memiliki 28 cabang di Medan dan kota besar lainnya, seperti Jakarta.

Bermodal riset dan 3 kursi

Sebelum membuka barbershopnya sendiri, Andry melakukan riset kecil dengan mendatangi seluruh gerai pangkas rambut di Medan. Ia kemudian mempelajari kelebihan dan kekurangan dari jasa yang mereka tawarkan.

Setelah itu, ia bersama dua rekannya mulai membuka usaha barbershop di sebuah rumah milik orangtuanya. Barbershop tersebut diisi dengan tiga kursi bekas yang dibeli olehnya.

Riset yang dilakukan Andry pun menuai hasil. Banyak konsumen yang mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan oleh barbershopnya. Tak ayal, barbershop Andry menjadi pilihan konsumen di Medan saat ingin memangkas rambutnya.   

Dalam sebulan, barbershop milik Andry terus didatangi konsumen, dan ia pun memberanikan diri membuka cabang kedua dan ketiga. Lantaran tak memiliki modal, ia memilih mengajak pemilik beberapa tempat usaha untuk menjadi mitranya dengan sistem bagi hasil. Namun hasilnya tak langsung bagus.

“Awalnya mengajak mitra itu sulit. Namun, setelah mereka mengetahui bisnis ini digemari mereka baru membuka diri. Apalagi, antusiasme masyarakat terhadap SIR Barbershop tetap tinggi. Cabang kedua dan ketiga yang kami buka juga penuh sesak didatangi pengunjung," papar dia.

Saat ini, setiap hari SIR Barbershop mampu melayani 50 pelanggan. Untuk sebulan, kata Andry, SIR bisa melayani sekitar 14.000 orang. Selain menggunting rambut, SIR Barbershop melayani pengecatan rambut, hair tattoo, dan creambath.

Kenyamanan

Saat baru memulai bisnis barbershop, Andry hanya menyasar pelanggan dari kalangan pelajar di Medan. Maklum saja, gerai pangkas rambut yang dibuat Andry memang memiliki konsep anak muda. Hal tersebut bisa dilihat dari desain ruangannya.

“Orang Medan ini kan selalu suka konsep yang baru, biasanya barbershop selalu berkonsep minimalis, tapi kita berikan konsep lebih ke anak muda. Dari ruangannya misalnya, masing-masing cabang memiliki konsep berbeda, di sini (Thamrin) kita buat ruangannya seperti tahun 50-an. Ada banyak aksesori barang-barang antik seperti, televisi, radio, telpon, jam dan lainnya,” tutur Andry.

Andry juga mengaku menyediakan meja dingdong, Playstation dan meja bilyard di barbershop miliknya. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa nyaman saat berkunjung. "Teman yang mengantar pengunjung ke barbershop kan bisa bermain. Jadi, tidak bete saat menunggu rambut temannya di pangkas," papar dia.

Konsep unik yang didesain Andry ini rupanya menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung. Bahkan, banyak pengunjung yang datang hanya sekedar untuk berfoto-foto. Karena Andry memiliki banyak barang-barang antik yang bisa digunakan untuk berswafoto. Apalagi, hasil jepretan tersebut langsung diunggah ke media sosial.

"Saya ingin setiap yang datang ke barbershop langsung foto-foto. Dengan begitu kami akan sangat terbantu soal branding," ujar dia.

Sumber: Website BCA Prioritas

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com