Advertorial

Intip Cara Barbershop di Medan Gaet Pelanggan

Kompas.com - 14/09/2017, 17:00 WIB

Ada saja cara pebisnis muda berinovasi demi menarik perhatian konsumen. Inovasi dalam pemasaran memang penting dilakukan, mengingat pesaing semakin banyak dan masing-masing juga menawarkan nilai yang khas dan tentunya menguntungkan konsumen.

Jika Anda sedang mencari cara untuk merencanakan strategi pemasaran menarik, mungkin Anda bisa mencontoh cara pebisnis barbershop asal Medan ini. Andry Sie, pemilik SIR Barbershop di Medan dan Jakarta, berusaha memasarkan produknya dengan menawarkan konsep tempat pangkas rambut dengan desain yang unik. Contohnya, desain ruangan seperti tahun 1950-an. Suasana tersebut digambarkan dengan banyaknya aksesori barang-barang antik seperti, televisi, radio, telpon, jam dan lainnya.

Menariknya lagi, SIR Barbershop juga menawarkan berbagai program menarik dan berbeda setiap bulannya, misalnya konsumen akan mendapat voucher pijit atau makan setelah memangkas rambut di sana.

Andry juga tak segan-segan memberi diskon 10 persen bagi pelanggan yang beruntung. Lantaran terus dipenuhi pengunjung, kini pelanggan yang datang ke SIR Barbershop semakin beragam, mulai dari bapak-bapak hingga para eksekutif muda di Medan.

Ramainya barbershop memang mendatangkan keuntungan yang besar. Namun, di sisi lain, Andry juga sempat kewalahan. Pasalnya, Andry mengaku kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk bekerja melayani pelanggan SIR Barbershop.

Apalagi, ia dan kawan-kawannya tidak memiliki keahlian dalam mencukur rambut. “Saya dan teman-teman ini hanya berbisnis. Kami tidak memiliki keahlian dalam mencukur rambut,” papar dia.

Solusinya, Andry pun membuka sekolah khusus pangkas rambut di Medan, SIR Academy. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya SIR Academy kini setiap bulannya mampu meluluskan lima murid. Para lulusan ini kemudian dipekerjakan di 28 cabang SIR Barbershop.

Membuat waralaba

Kesuksesan SIR Barbershop dalam meraih pengunjung rupanya tak dilewatkan oleh para pebisnis di Tanah Air. Buktinya, banyak pengusaha yang mendatangi Andry untuk menawarkan kerja sama. Setelah melalui proses panjang, Andry akhirnya mewaralabakan SIR Barbershop.

"Lewat sistem waralaba ini akhirnya barbershop milik kami pun berdiri di Jakarta. Padahal, awalnya banyak orang Medan yang menganggap SIR Barbershop adalah waralaba dari Jakarta," ujar dia.

Untuk membawa SIR Barbershop ke pusat-pusat kota, Andry tak pernah mematok harga yang seragam. Harga waralaba ini akan disesuaikan dengan daya beli dan potensi pertumbuhan bisnis di kota tersebut.

Selain membuka waralaba, Andry juga berniat memperlebar bisnis barbershopnya dengan menyasar kalangan menengah ke bawah dan kalangan premium. Hal ini dilakukan karena sudah mulai banyak permintaan dari masyarakat. Nantinya, barbershop kalangan menengah ke bawah akan dibuka Andry di setiap SPBU di Medan.

Tak hanya itu, Andry juga memilih melebarkan sayap bisnisnya dengan berjualan minyak rambut dengan brand Sir. Pada tahap awal, Andy membeli sebuah produk minyak rambut terkenal di Belanda dan nantinya akan diproduksi massal di Indonesia.

"Kami membeli salah satu minyak rambut terkenal di Belanda. Lalu, kami minta pabrikan untuk membuat minyak rambut yang menyerupai produk tersebut. Namun, dengan wangi yang berbeda dan vitamin yang beda," papar dia.

Setelah berhasil memproduksinya, Andry memasarkan minyak rambut tersebut bersama dengan rekannya. Untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan, kini Andry telah bekerja sama dengan tiga pabrikan berbeda dalam memproduksi minyak rambut miliknya. Ketiga pabrikan tersebut berlokasi di Jakarta, Tiongkok, dan Hong Kong.

Dalam membesarkan bisnisnya, Andry mengaku tak lepas dari peran perbankan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Ia mengaku banyak mendapatkan bantuan dari BCA.

“Saya kenal BCA sejak masih duduk dibangku SMA. Pelayanan BCA sangat baik dan menyenangkan. BCA banyak bantu bisnis saya,” pungkas Andry.

Sumber: Website BCA Prioritas

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com